Minggu, 11 Desember 2016

Riwayat Hidup

Nama
:
Laila Mumtahanah
Tempat/Tanggal Lahir
:
Subang, 31 Mei 1992
Alamat
:
Kp.Serang sari RT 32/ RW 08 Ds.Sukamulya Kec.Pagaden Kab.Subang 41252
Nama Orangtua
Ayah
Ibu
Pekerjaan orangtua

:
:
:

Teteng Johar
Nining Triningsih
Pedagang
Email 
:
lailamumtahanah@ymail.com

Riwayat pendidikan:
1.    SDN Mawar Pagaden Subang  (th.1998-2004)
2.    TPA Al-Ukhuwah Pasir Cabe, Pagaden Subang (th.2000-2003)
3.    Tsanawiyah PPI 103 Pagaden Subang (th.2004-2007)
4.    Mu’allimin PPI 40 Sarongge Sumedang (th.2007-2010)
5.    Tafsir Hadits STAI Persis Garut (th. 2010-2014)

Pengalaman organisasi:
1.    Bidang Pendidikan UG Tsanawiyah (th.2005-2006)
2.    Bidang Pendidikan UG Mu’allimin (th.2008-2009)
3.    Bidang Pendidikan Sakan Baiturrahman STAI Persis Garut (th.2010-2012)
4.    Bidang Kesantrian Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA) Sakan Baiturrahman STAI Persis Garut (th.2010-2012)
5.    Bidang Pendidikan PK HIMI STAI Persis Garut (th.2010-2012)
6.    Sekretaris PD HIMI Persis Garut (th.2013-2014)

Pengalaman Kerja:
1.    Guru Madrasah Diniyah Awwaliyah Persis Pagaden Subang (Desember 2013)
2.    Guru Madrasah Diniyah Awwaliyah Sakan Baiturrahman STAI Persis Garut (th.2010-2012)
3.    Guru Mengaji Pesantren Kilat Ramadhan di Griya Intan Nusa Indah, Dekat Pasar Guntur Garut (th.2012-2014)
4.    Guru TKTQ Al-Furqan Cibiuk Garut(September-November 2014)
5.    Guru MDTQ Al-Furqan Cibiuk Garut (September 2014-desember 2016)
6.    Guru SDTQ Al-Furqan Cibiuk Garut (Januari 2015-desember 2016)

Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

                                                                                               
                                                                                             Hormat saya,





Laila Mumtahanah, S.Ud
Riwayat Hidup

Nama
:
Laila Mumtahanah
Tempat/Tanggal Lahir
:
Subang, 31 Mei 1992
Alamat

Anak ke
Suku 
Golongan Darah
Berat Badan
Agama
Warna favorit
Hal yang disukai


Hal yang tidak disukai


Karakter (+)

Karakter (-)


Pekerjaan
Kebiasaan saya



Karakter calon suami




Visi pernikahan

Misi pernikahan
:

:
:
:
:
:
:
:


:


:

:


:
:



:




:

:



  
Kp.Serang sari RT 32/ RW 08 Ds.Sukamulya Kec.Pagaden Kab.Subang 41252
1     dari 5 bersaudara
Sunda
A
38 kg
Islam
Coklat
Nonton film dan berita, membaca buku, bernyanyi dan nasyid, menghafal qur’an, mengkaji hadits, suka bersih-bersih rumah
Kebisingan dan berisik ketika sedang fokus membaca dan menghafal, perokok, menunda pekerjaan dan tidak tepat waktu
Disiplin, ulet, rajin, suka yang simple, berusaha keras, mandiri, suka menabung
Sensitif, butuh beradaptasi lama di tempat baru dan orang baru, pemalu, kadang pendiam kadang cerewet, sedikit irit
Guru
Membaca qur’an, membaca buku hadits dan tafsir, menghafal dan muraja’ah hafalan qur’an, menonton film dan berita, banyak berdiam di rumah dan beres-beres, serta mengajar di SD
-Matang pemikiran, tampan perangai dan mapan dalam tanggung jawab pada istrinya
- mau berusaha bersama memperbaiki diri dan belajar membangun rumah tangga yang berkah

Periharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka” (Qs.at-Tahrim:6)
“Saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran” (Qs.al-‘Ashr: 3)
-      Bekerja sama menjadikan keluarga untuk istiqomah dalam beribadah walau sedikit

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). (Qs.Ali ‘Imran:8)


Nama Orangtua
Ayah
Ibu
Pekerjaaan Orangtua

:
:
:


Teteng Johar
Nining Triningsih
Peternak/ Pedagang
Email 
:

Riwayat pendidikan:
1.    SDN Mawar Pagaden Subang  (th.1998-2004)
2.    TPA Al-Ukhuwah Pasir Cabe, Pagaden Subang (th.2000-2003)
3.    Tsanawiyah PPI 103 Pagaden Subang (th.2004-2007)
4.    Mu’allimin PPI 40 Sarongge Sumedang (th.2007-2010)
5.    Tafsir Hadits STAI Persis Garut (th. 2010-2014)

Pengalaman organisasi:
1.    Bidang Pendidikan UG Tsanawiyah (th.2005-2006)
2.    Bidang Pendidikan UG Mu’allimin (th.2008-2009)
3.    Bidang Pendidikan Sakan Baiturrahman STAI Persis Garut (th.2010-2012)
4.    Bidang Kesantrian Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA) Sakan Baiturrahman STAI Persis Garut (th.2010-2012)
5.    Bidang Pendidikan PK HIMI STAI Persis Garut (th.2010-2012)
6.    Sekretaris PD HIMI Persis Garut (th.2013-2014)

Pengalaman Kerja:
1.    Guru Madrasah Diniyah Awwaliyah Persis Pagaden Subang (Desember 2013)
2.    Guru Madrasah Diniyah Awwaliyah Sakan Baiturrahman STAI Persis Garut (th.2010-2012)
3.    Guru Mengaji Pesantren Kilat Ramadhan di Griya Intan Nusa Indah, Dekat Pasar Guntur Garut (th.2012-2014)
4.    Guru TKTQ Al-Furqan Cibiuk Garut(September-November 2014)
5.    Guru MDTQ Al-Furqan Cibiuk Garut (2015-sekarang)
6.    Guru SDTQ Al-Furqan Cibiuk Garut (2015-sekarang)


Rabu, 28 September 2016

TAHFIZHUL QUR’AN
KELAS 4 SDTQ AL-FURQAN CIBIUK GARUT
AYAT TEMATIK (MAUDHU’I)
A.  Kisah Nabi Ibrahim (6 halaman)
1.      Kisah Nabi Ibrahim Mendakwahi Ayahnya
Qs.al-An’am: 74-81
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (74) وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (75) فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ (76) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79) وَحَاجَّهُ قَوْمُهُ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ (80) وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (81)
74. dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar[489], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."
75. dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar Dia Termasuk orang yang yakin.
76. ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."
77 . kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat."
78 . kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
79 . Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.
80 . dan Dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, Padahal Sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka Apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) ?"
81 . bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), Padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?[490] (Qs.al-An’am: 74-81)

[489] Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya.
[490] Setelah diperlihatkan Allah kepada Nabi Ibrahim a.s. tanda-tanda keagungan-Nya dan dengan itu teguhlah imannya kepada Allah (ayat 75), Maka Ibrahim, memimpin kaumnya kepada tauhid dengan mengikuti alam pikiran mereka untuk kemudian dibantahnya.

Tafsir :
a.       Nabi Ibrahim menasehati ayahnya yang menyembah berhala, melarangnya, memperingatinya agar meninggalkan berhala itu. Tapi ayahnya tidak mau
b.      Maka Nabi Ibrahim sering berdo’a meminta ampunkan perbuatan ayahnya pada Allah, tapi setelah ayahnya meninggal dalam keadaan musyrik, Nabi Ibrahim tidak mendo’akannya lagi/mencabut do’anya
c.       Nabi Ibrahim melemparkan Azar ke dalam neraka
d.       Nabi Ibrahim dibukakan tanda-tanda kekuasaan Allah dan semua pintu langit oleh Allah sampai ia bisa melihat arsy (dibukakan semua hijab dari pandangan Nabi Ibrahim, sehingga ia bisa melihat secara terang-terangan). Maksudnya yang dibukakan adalah pandangan hatinya sehingga ilmu, pengetahuan dan hikmah bisa masuk kedalam hatinya dan menjadi orang yang yakin
e.       Dengan dibukakan tanda-tanda kekuasaannya, ia menjadi tahu bahwa Tuhannya itu kekal yang menciptakan alam semesta
f.       Nabi Ibrahim berdebat dengan kaumnya yang menjadikan bintang-bintang sebagai perantara kepada Sang Khaliq seperti bintang matahari, bulan, dan venus. Maka Ibrahim berkata bahwa benda-benda langit tersebut tidak pantas dijadikan Tuhan, karena benda-benda tersebut hanya mempunyai cahaya, ditundukkan dan ditakdirkan beredar pada garis edarnya, tidak punya kekuasaan

Hikmah :
a.Segala puji hanya Milik Allah, Allah-lah yang berkehendak menyelamatkan manusia, ketika zaman memasuki zaman kegilaan menyembah berhala-berhala, dari sulbi seorang penyembah berhala telah Allah lahirkan seorang manusia yang ditunjuki Allah untuk mengesakan-Nya dialah Nabi Ibrahim. Demikian jalan hidup Nabi Ibrahim, anak dari seorang penyembah berhala, namun Allah telah menunjukinya untuk menjadi panutan bagi orang-orang dikemudian hari dalam hidup lurus menyembah dan berbakti kepada Allah Tuhan Semesta Alam, Tuhan yang Maha Esa.
b. Orang yang menyembah berhala adalah orang yang bodoh dan kebingungan seperti tersesat di jalan
c. Nabi Ibrahim mengajarkan kita untuk menegakkan Tauhid, yakni beribadah hanya kepada Allah saja dan menjauhi syirik yakni beribadah selain sembahan-sembahan selain Allah seperti patung, bulan, matahari, dll
d. Syirik adalah dosa terbesar dan tidak akan diampuni Allah. Mereka menjadi orang yang tersesat, mmenjadi musuh Allah dan kawan syetan, juga kekal dalam neraka jika masih dalam keadaan musyrik setelah meninggal
e. Allah akan selalu menolong Para Nabi dan Rasul juga orang-orang yang beriman dan membela Nabi dan Rasul, dan membinasakan orang yang zhalim dan ingkar pada Allah

Asy-Syu’ara: 69-89
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ إِبْرَاهِيمَ (69) إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا تَعْبُدُونَ (70) قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِينَ (71) قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ (72) أَوْ يَنْفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ (73) قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا آبَاءَنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ (74) قَالَ أَفَرَأَيْتُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ (75) أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمُ الْأَقْدَمُونَ (76) فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِي إِلَّا رَبَّ الْعَالَمِينَ (77) الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ (78) وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ (79) وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ (80) وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ (81) وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ (82) رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (83) وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ (84) وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85) وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ (86) وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)
69. dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.
70. ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?"
71. mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan Kami Senantiasa tekun menyembahnya".
72. berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?,
73. atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?"
74. mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang Kami berbuat demikian".
75. Ibrahim berkata: "Maka Apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah,
76. kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?,
77. karena Sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam,
78. (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku,
79. dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu,
80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,
81. dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
82. dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".
83. (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
84. dan Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) Kemudian,
85. dan Jadikanlah aku Termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan,
86. dan ampunilah bapakku, karena Sesungguhnya ia adalah Termasuk golongan orang-orang yang sesat,

Az-Zukhruf: 26-32
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (27) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (28) بَلْ مَتَّعْتُ هَؤُلَاءِ وَآبَاءَهُمْ حَتَّى جَاءَهُمُ الْحَقُّ وَرَسُولٌ مُبِينٌ (29) وَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِ كَافِرُونَ (30) وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هَذَا الْقُرْآنُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ (31) أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (32)
26. dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya[1353] dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah[1354],
27. tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; karena Sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku".
28. dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu[1355].
29. tetapi aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan bapak-bapak mereka sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (Al Quran) dan seorang Rasul yang memberi penjelasan[1356].
30. dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang mengingkarinya".
31. dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini[1357]?"
32. Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

[1353] Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya.
[1354] Maksudnya: Nabi Ibrahim a.s. tidak menyembah berhala-berhala yang disembah kaumnya.
[1355] Maksudnya: Nabi Ibrahim a.s. menjadikan kalimat tauhid sebagai pegangan bagi keturunannya sehingga kalau terdapat di antara mereka yang mempersekutukan Tuhan agar mereka kembali kepada tauhid itu.
[1356] Di antara keturunan Nabi Ibrahim a.s. itu ada yang melupakan tauhid dan Tuhan tidak mengazab mereka tetapi memberikan kenikmatan dan kehidupan kepada mereka yang seharusnya mereka syukuri. mereka tidak mensyukurinya Malahan menurutkan hawa nafsu, karena itu Tuhan menurunkan Al Quran dan mengutus seorang Rasul untuk membimbing mereka.
[1357] Mereka mengingkari wahyu dan kenabian Muhammad s.a.w., karena menurut pikiran mereka, seorang yang diutus menjadi Rasul itu hendaklah seorang yang Kaya raya dan berpengaruh.

2. Kisah Nabi Ibrahim hendak Menyembelih Nabi Ismail
Ash-Shaffat:102-111
Nabi Ibrahim berulang kali mengunjungi keluarganya. Suatu hari, beliau bermimpi menyembelih putranya, Ismail. Ismail pun memenuhi perintah itu, Namun, Allah menggantikannya dengan seekor sembelihan yang besar seperti tercantum dalam firman-Nya:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111) وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (112) وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَى إِسْحَاقَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِنَفْسِهِ مُبِينٌ (113)
102. Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi3445 bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu3446!" Dia (Ismail) menjawab3447, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar3448.
103. Maka ketika keduanya telah berserah diri3449 dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya3450, (nyatalah kesabaran keduanya ).
104. Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim!
105. Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu3451.Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik3452.
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata3453.
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar3454.
108. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian3455
109. "Selamat sejahtera bagi Ibrahim.”
110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang baik3456.
111. Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman3457.
112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh3458.
113. Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishaq3459. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik3460 dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri3461.

Tafsir :
3443 Setelah Beliau sampai ke negeri yang suci.
3444 Yang dimaksud ayat tersebut ialah Nabi Ismail alaihis salam, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan kabar gembira lagi setelah Nabi Ismail dengan Nabi Ishaq dari istrinya Sarah. Nabi Ismail disebut sebagai anak yang halim, artinya sangat sabar, akhlaknya mulia, dadanya lapang dan suka memaafkan kesalahan orang.
3445 dan mimpi para nabi adalah hak (benar) dan merupakan wahyu.
3446 Beliau bermusyawarah dengan anaknya agar anaknya dapat menerima dan tunduk kepada perintah itu.
3447 Dengan sikap sabar dan mengharap pahala dari Allah, mencari keridhaan-Nya dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
3448 Nabi Ismail memberitahukan bapaknya bahwa ia siap bersabar, dan ia sertakan kalimat insya Allah, karena sesuatu tidaklah terjadi tanpa kehendak Allah ‘Azza wa Jalla.
3449 Yakni tunduk kepada perintah Allah dan Nabi Ibrahim sudah bertekad menyembelih anaknya yang menjadi buah hatinya karena memenuhi perintah Allah dan takut kepada siksa-Nya, sedangkan anaknya juga telah siap untuk bersabar.
3450 Untuk menidurkannya dan Beliau alihkan muka anaknya agar Beliau tidak melihatnya ketika hendak menyembelihnya.
3451 Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan melaksanakannya.
3452 Yakni dalam beribadah kepada Allah dan mengutamakan keridhaan-Nya daripada keinginan hawa nafsunya.
3453 Maksudnya, dengan ujian tersebut jelaslah kebersihan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, sempurnanya cintanya kepada Tuhannya. Hal itu, karena ketika Allah menganugerahkan Nabi Ismail ‘alaihis salam kepadanya, maka Nabi Ibrahim sangat cinta sekali kepada anaknya, sedangkan Beliau adalah kekasih Allah, dan kekasih adalah kecintaan paling tinggi yang tidak menerima adanya keikutsertaan. Saat hati Nabi Ibrahim terpaut oleh cinta kepada anaknya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala hendak membersihkan cinta Nabi Ibrahim dan menguji sejauh mana cintanya kepada Allah, maka Allah memerintahkan Ibrahim menyembelih anaknya yang Beliau cintai karena berbenturan dengan kecintaan kepada Tuhannya. Ketika ternyata, Beliau lebih mengutamakan kecintaan Allah dan mengedepankannya di atas hawa nafsunya, dan telah bertekad menyembelih puteranya, maka penyembelihan tidak ada lagi faedahnya, karena sudah jelas cintanya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
3454 Setelah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail ‘alaihimas salam, maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk melanjutkan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya haji. Kambing tersebut dikatakan ‘azhim (besar) karena sebagai tebusan bagi Ismail, dan karena dalam ibadah yang agung, yaitu ibadah kurban, dan karena ia menjadi sebuah sunnah yang berlaku sepanjang zaman sampai hari Kiamat.
3455 Nabi Ibrahim rela dikucilkan oleh kaumnya karena mencari keridhaan Allah, sampai Beliau berhijrah dan telah teruji keimanannya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala membalas Beliau di dunia dan akhirat dengan balasan yang besar. Contoh balasan yang Allah berikan untuknya di dunia adalah tidak ada satu waktu pun berlalu sepeninggal Nabi Ibrahim kecuali Beliau dimuliakan, dipuji, disebut kebaikannya dan dikenang oleh manusia setelahnya sampai sekarang dan seterusnya.
3456 Baik dalam beribadah maupun dalam bergaul dengan manusia, di mana ia berusaha memilih yang terbaik untuk mereka.
3457 di mana imannya telah mencapai derajat yakin
3458 Inilah kabar gembira yang kedua untuk Nabi Ibrahim, yaitu kabar gembira atas kelahiran Ishaq dari istrinya Sarah, di mana dari Ishaq akan lahir seorang nabi juga, yaitu Ya’qub.
3459 Yakni dengan menjadikan para nabi kebanyakan berasal dari keturunannya. Menurut Syaikh As Sa’diy, berkah di sini adalah dengan bertambah ilmu, amal dan keturunan. Oleh karena itu, Allah menyebarkan dari keduanya 3 bangsa yang besar, yaitu bangsa Arab dari keturunan Ismail, bangsa Bani Israil dan bangsa Romawi dari keturunan Ishaq.
3460 Yakni yang mukmin.
3461 Yakni yang kafir.
Menurut Syaikh As Sa’diy, mungkin saja kalimat, “Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” untuk menerangkan firman-Nya, “Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishaq.” di mana jika diturunkan berkah, maka anak keturunannya menjadi orang-orang yang baik semua, maka dengan lanjutan ayat ini Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishaq.” Allah Subhaanahu wa Ta'aala menrangkan, bahwa tidak semuanya baik, bahkan di antara mereka ada yang berbuat baik dan ada yang berbuat zalim.
Kesepakatan Ulama
Para ulama menyepakati bahwa syariat kurban dalam Islam dimulai ketika peristiwa kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim terhadap putranya, Ismail. Peristiwa itu dimulai dari mimpi Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah agar menyembelih anaknya. Oleh karena menurut keyakinannya mimpi itu adalah mimpi yang benar, maka ia menawarkan kepada Ismail, “…Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu..?” (QS. Ash Shaaffaat:102). Mendengar perintah ayahnya, Ismail pun dengan yakin dan ikhlas menjawab penuh hormat, “…Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash Shaaffaat:102). Kemudian Nabi Ibrahim membawa Ismail ke suatu tempat yang sunyi di Mina. Sebelum acara penyembelihan dimulai, Ismail mengajukan tiga permohnan, yaitu (1) sebelum ia disembelih hendaknya terlebih dahuu Ibrahim menajamkan pisaunya agar ia cepat mati dan tidak lagi timbul kasihan maupun penyesalan dari ayahnya, (2) ketika menyembelih, muka Ismail harus ditutup agar tidak timbul rasa ragu dalam hati ayahnya, (3) bila penyembelihan telah selesai, agar pakaian Ismail yang berlumuran darah dibawa ke hadapan ibunya, sebagai saksi bahwa kurban telah dilaksanakan.
Dengan berserah diri kepada Allah SWT, Ismail pun dibaringkan dan dengan segera Ibrahim menyentakkan pisaunya dan mengarahkan ke leher anaknya. Akan tetapi Allah mengganti Ismail dengan seekor domba yang besar. (QS. Ash Shaaffaat:102). Sesudah nyata ketaatan dan kesabaran Ibrahim dan Ismail. Peristiwa ini kemudian diabadikan oleh Allah SWT menjadi dasar disyariatkannya kurban, yang hingga kini dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu.
Hikmah Berkurban
Apa hikmah ibadah kurban? Hikmahnya antara lain menggembirakan fakir-miskin. Sebab tidak semua orang mampu makan dengan daging walau adanya di kota besar, masih banyak kawan kita, saudara kita, tetangga kita yang makan daging sebulan sekali. Sehari-harinya hanya makan alakadarnya. Maka dianjurkan sekali bagi orang yang mampu untuk berqurban dengan niat ikhlas kelak dikemudian hari akan mengantarkan kita menuju surga yaitu binatang yang telah kita kurbankan, yang merupakan wujud amal salehnya.
Dalam hadis yang lain nabi Muhammad SAW bersabda : "Tiap-tiap rambut yang dikurbankan adalah merupakan "Khair". Ungkapan "Khair" ini mengandung arti keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan, kemurahan Allah dan kalau orang sudah mendapatkan khairat maka berarti dia telah memperoleh segala-galanya dari Allah. Itulah hikmah daripada ibadah qurban.
3. kisah Tamu Nabi Ibrahim (Malaikat) membawa Kabar Gembira
Huud: 69-76
وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ (69) فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ (70) وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ (71) قَالَتْ يَا وَيْلَتَى أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ (72) قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَتُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ (73) فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ (74) إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ (75) يَا إِبْرَاهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا إِنَّهُ قَدْ جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَإِنَّهُمْ آتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ (76) وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ (77) وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَا قَوْمِ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ (78) قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ (79)
69. dan Sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim menjawab: "Selamatlah," Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.
70. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, Sesungguhnya Kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth."
71. dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu Dia tersenyum, Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.
72. isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, Apakah aku akan melahirkan anak Padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam Keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh."
73. Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."
74. Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth.
75. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang Penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.
76. Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, Sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan Sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak.

Al-Hijr: 51-56
وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ (51(إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ إِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُونَ (52) قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (53) قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ (54) قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ (55) قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ (56)
51. dan Kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim[802].
52. ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: "Salaam". berkata Ibrahim: "Sesungguhnya Kami merasa takut kepadamu".
53. mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, Sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim[803]".
54. berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku Padahal usiaku telah lanjut, Maka dengan cara Bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?"
55. mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, Maka janganlah kamu Termasuk orang-orang yang berputus asa".
56. Ibrahim berkata: "tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".

[802] Tamu Nabi Ibrahim a.s. di sini ialah malaikat.
[803] Yang dimaksud dengan seorang anak laki-laki yang alim ialah Ishak a.s.

 Tafsir :
1.      Nabi Ibrahim dan Istrinya merasa takut pada tamu-tamunya, karena melihat tangan mereka tidak mau menyantap daging sapi panggang yang telah dihidangkan
2.      Malaikat menenangkan Nabi Ibrahim dan Istrinya agar tidak perlu takut, karena mereka akan membawa kabar gembira
3.      Malaikat datang menemui Nabi Ibrahim dan Siti Sarah untuk memberitahu bahwa mereka akan dikaruniai anak bernama Ishaq, meskipun Siti Sarah sudah lanjut usia
4.      Anak yang diberikan pada Nabi Ibrahin dan Siti Sarah walaupun sudah tua, karena mereka terus berdo’a dan yakin kekuasaan Allah
Hikmah : Adab menyambut tamu seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim ketika kedatangan tamu. Meskipun ia tidak punya apa-apa, ia cepat pergi menuju keluarganya dan berusaha menyuguhkan makanan yang paling enak dan mahal (yang layak)
Al-Ankabut: 31-35
وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا إِنَّا مُهْلِكُو أَهْلِ هَذِهِ الْقَرْيَةِ إِنَّ أَهْلَهَا كَانُوا ظَالِمِينَ (31) قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ (32) وَلَمَّا أَنْ جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالُوا لَا تَخَفْ وَلَا تَحْزَنْ إِنَّا مُنَجُّوكَ وَأَهْلَكَ إِلَّا امْرَأَتَكَ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ (33) إِنَّا مُنْزِلُونَ عَلَى أَهْلِ هَذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (34) وَلَقَدْ تَرَكْنَا مِنْهَا آيَةً بَيِّنَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ(35)
31. dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira[1150], mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom) ini; Sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zalim".
32. berkata Ibrahim: "Sesungguhnya di kota itu ada Luth". Para Malaikat berkata: "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan Dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dia adalah Termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
33. dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, Dia merasa susah karena (kedatangan) mereka[1151], dan (merasa) tidak punya kekuatan untuk melindungi mereka dan mereka berkata: "Janganlah kamu takut dan jangan (pula) susah. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu, kecuali isterimu, Dia adalah Termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)".
34. Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik.
35. dan Sesungguhnya Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata[1152] bagi orang-orang yang berakal.

[1150] Maksudnya: kabar bahwa Nabi Ibrahim a.s. akan mendapat putera.
[1151] Nabi Luth a.s. merasa susah akan kedatangan utusan-utuaan Allah itu karena mereka berupa pemuda yang rupawan sedangkan kaum Luth Amat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk melakukan homo sexual. dan Dia merasa tidak sanggup melindungi mereka bilamana ada gangguan dari kaumnya.
[1152] Maksudnya: bekas-bekas runtuhan kota Sodom, negeri kaum Luth.

Adz-Dzariyat: 24-30
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (24) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28) فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (29) قَالُوا كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (30)
24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (Yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
25. (ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal."
26. Maka Dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.
27. lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan."
28. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
29. kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul".
30. mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.

B.     Kisah Nabi Sulaiman (3 halaman)
Qs.an-Naml:17-44
وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ (17) حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (18) فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ (19) وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ (20) لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (21) فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ (22) إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ (23) وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ (24) أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ (25) اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (26) قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (27) اذْهَبْ بِكِتَابِي هَذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ (28) قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ (29) إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (30) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ (31) قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنْتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّى تَشْهَدُونِ (32) قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ (33) قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً وَكَذَلِكَ يَفْعَلُونَ (34) وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ (35) فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ (36) ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لَا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ (37) قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ (38) قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ (39) قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ (40) قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ (41) فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَكَذَا عَرْشُكِ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ (42) وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَعْبُدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كَافِرِينَ (43) قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (44)
16. Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud1569, dan dia (Sulaiman) berkata1570, "Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung1571 dan kami diberi segala sesuatu1572. Sungguh, (semua) ini1573 benar-benar karunia yang nyata.
17. Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung1574 lalu mereka berbaris dengan tertib1575.
18. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut1576, “Wahai semutsemut! masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
19. Maka dia (Sulaiman) tertawa senyum karena (mendengar) perkataan semut itu1577. Dan dia berdoa1578, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham1579 untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku1580 dan agar aku mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai1581; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh1582.”
20. Dan dia memeriksa1583 burung-burung1584 lalu berkata, "Mengapa aku tidak melihat hudhud1585, apakah ia termasuk yang tidak hadir1586?
21. 1587Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas1588.”
22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud)1589, lalu ia berkata, "Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’1590 membawa suatu berita penting yang meyakinkan.
23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan1591 yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu1592 serta memiliki singgasana yang besar1593.
24. Aku (burung Hud-hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka1594, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk1595,
25. mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi1596 dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan1597 dan yang kamu nyatakan1598.
26. Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia1599, Tuhan yang mempunyai 'Arsy yang agung1600.”
27. Dia (Sulaiman) berkata1601, "Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta1602.
28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka1603, kemudian berpalinglah dari mereka1604, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan."
29. 1605Dia (Balqis) berkata, "Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia1606.”
30. Sesungguhnya (surat) itu dari SuIaiman yang isinya, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang1607,
31. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri1608.”
32. Dia (Balqis) berkata, "Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku (ini)1609. Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara1610 sebelum kamu hadir dalam majelis(ku).”
33. Mereka menjawab, "Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang)1611, tetapi keputusan berada di tanganmu1612; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan1613.”
34. Dia (Balqis) berkata1614, "Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya1615, dan menjadikan penduduknya yang mulia1616 jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat1617.
35. Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu1618.”
36. Maka ketika para utusan itu sampai kepada Sulaiman, dia (Sulaiman) berkata1619, "Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku1620 lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
37. Kembalilah kepada mereka1621! Sungguh, kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba) secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina1622.”
38. Dia (Sulaiman) berkata, "Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?”
39. Ifrit1623 dari golongan jin berkata, "Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu1624; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya1625.”
40. Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab1626 berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip1627.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata1628, "Ini termasuk karunia Tuhanku1629 untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar1630, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya1631 lagi Mahamulia1632.”
41. Dia (Sulaiman) berkata, "Ubahlah1633 untuknya singgasananya; kita akan melihat apakah dia (Balqis) mengenal; atau tidak mengenalnya lagi1634.”
42. Maka ketika dia (Balqis) datang, ditanyakanlah (kepadanya), "Serupa inikah singgasanamu?" Dia (Balqis) menjawab, "Seakan-akan itulah dia1635.” (Dan dia berkata)1636, “Kami telah diberi pengetahuan1637 sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
43. Dan kebiasaannya menyembah selain Allah1638, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), sesungguhnya dia (Balqis) dahulu termasuk orang-orang kafir.”
44. 1639Dikatakan kepadanya (Balqis), "Masuklah ke dalam istana.” Maka ketika dia (Balqis) melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya (penutup) kedua betisnya1640. Dia (Sulaiman) berkata, "Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca1641.” Dia (Balqis) berkata1642, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku1643. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
Nabi Sulaiman adalah seorang raja yang besar, kerajaannya terletak di negeri Palestina sekarang. Hingga saat ini kaum Yahudi Israel masih mencari-cari dimana istana (Solomon Temple) itu berada, dan mereka meyakini bahwa istana itu terletak di lahan tempat Masjid Al-Aqsa sekarang. Inilah alasan mengapa kaum Yahudi ingin meruntuhkan Masjid Al-Aqsa dan merekonstruksi situs istana Sulaiman.
Tafsir :
Dawud dan Sulaiman termasuk rasul-rasul pilihan, meskipun derajat mereka di bawah para rasul ulul azmi, akan tetapi mereka berdua termasuk rasul-rasul yang mulia yang Allah tinggikan nama mereka dan Allah puji mereka dengan pujian yang besar. Mereka memuji Allah karena mencapai derajat yang tinggi tersebut, dan ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba, yaitu bersyukur kepada Allah atas nikmat agama dan dunia yang diperoleh dan melihat bahwa semua nikmat itu berasal dari Tuhannya, sehingga dia tidak sombong dan ujub dengannya, bahkan dia melihat bahwa nikmat itu berhak disyukuri. Ketika kedua nabi itu dipuji Allah secara bersamaan, maka Allah mengkhususkan Nabi Sulaiman dengan keistimewaannya, yaitu diberi Allah kerajaan yang besar dan terjadi padanya beberapa kejadian yang tidak dialami bapaknya.
1569 Maksudnya, Nabi Sulaiman menggantikan kenabian dan kerajaan Nabi Dawud serta mewarisi ilmu pengetahuannya di samping ilmu yang ada pada Sulaiman, dan kitab Zabur yang diturunkan kepadanya.
1570 Sebagai rasa syukur kepada Allah, bergembira atas ihsan-Nya dan menyebut-nyebut nikmat-Nya.
1571 Yakni memahami suara-suaranya, sebagaimana Beliau berbicara kepada burung Hud-hud dan burung Hud-hud berbicara dengannya, dan sebagaimana Beliau memahami ucapan semut seperti yang akan disebutkan. Hal ini tidak diberikan kepada seorang pun selain kepada Nabi Sulaiman alaihis salam.
1572 Yakni Allah memberi kami berbagai kenikmatan, sebab-sebab berkuasa, kekuasaan, dan kenikmatan yang tidak diberikan-Nya kepada seorang pun manusia. Nabi Sulaiman pernah berdoa kepada Allah, Yaa Rabbi, berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. (lihat surah Shaad: 35), maka Allah menundukkan angin untuk Beliau, demikian pula setan-setan; yang bekerja sesuai keinginan Beliau.
1573 Yang diberikan Allah, dilebihkan-Nya dan diistimewakan-Nya kepada kami ini. Beliau mengakui dengan sungguh-sungguh nikmat Allah tersebut.
1574 Dalam perjalanannya.
1575 Mereka diatur dan dirapikan sedemikian rapi baik ketika berjalan maupun berhenti. Semua tentaranya mengikuti perintahnya dan tidak sanggup mendurhakainya serta tidak berani membangkang. Beliau berjalan dengan bala tentaranya yang banyak dan rapih dalam sebagian safarnya.
1576 Ketika melihat bala tentara Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Semut tersebut menasihati semut yang lain, bisa dirinya langsung (seekor semut) dengan suara yang terdengar oleh semua semut, yakni Allah telah memberikan kepada semut-semut pendengaran di luar kebiasaan, di mana peringatan dari satu semut terdengar oleh semut-semut yang lain yang telah memenuhi sebuah lembah. Hal ini termasuk hal yang sangat ajaib. Bisa juga semut tersebut memberitahukan kepada semut-semut yang ada di sekelilingnya, lalu berita itu disampaikan di antara mereka sehingga sampai kepada semuanya. Semut tersebut mengetahui keadaan Sulaiman dan bala tentaranya serta besarnya kerajaannya, dan ia memberi uzur kepada kawankawannya, bahwa jika mereka (Sulaiman dan bala tentaranya) menginjak, maka yang demikian dilakukan tanpa disengaja, lalu Nabi Sulaiman mendengarkan ucapannya dan memahaminya.
1577 Karena kagum terhadapnya dan terhadap nasehatnya. Seperti inilah keadaan para nabi ‘alaihimushshalaatu was salaam, mereka memiliki adab yang sempurna dan kagum pada tempatnya, dan tertawa mereka pun hanya senyuman, sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang sebagian besar tertawanya adalah senyum. Hal itu, karena tertawa terbahak-bahak menunjukkan lemahnya akal dan kurang adab, dan jika tidak tersenyum sama sekali dan tidak kagum terhadap hal tersebut menunjukkan akhlaknya yang buruk dan keras, sedangkan para rasul bersih dari semua itu. Ada yang berpendapat, bahwa Beliau mendengar suara semut dari jarak tiga mil yang dibawa oleh angin, maka Beliau menahan bala tentaranya ketika telah dekat ke lembah semut, hingga semua semut masuk ke rumahnya. Ketika itu bala tentara Nabi Sulaiman ada yang berkendaraan dan ada yang berjalan kaki.
1578 Sebagai rasa syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang telah mengantarkan Beliau kepada kedudukan tersebut.
1579 Yakni berilah taufiq.
1580 Baik nikmat agama maupun dunia.
1581 Yaitu amal yang sesuai perintah Allah dengan ikhlas menjalankannya, selamat dari hal yang membatalkan pahalanya dan yang menguranginya.
1582 Yaitu para nabi dan para wali. Inilah potret Beliau yang disebutkan Allah ketika Beliau mendengar suara semut dan panggilannya. Selanjutnya, Allah menyebutkan potret Beliau ketika berbicara dengan burung.
1583 Ini menunjukkan sempurnanya azam (tekad) dan keteguhan hati Beliau serta bagusnya dalam mengatur tentara serta mengatur secara langsung, baik perkara-perkara kecil maupun besar. Beliau memperhatikan, apakah tentaranya hadir semua atau ada yang tidak hadir.
1588 Hal ini menunjukkan tingginya wara’ dan sikap inshaf(adil)nya, yakni bahwa ia tidaklah bersumpah akan menghukumnya kecuali karena perbuatannya yang salah. Oleh karena ketidakhadirannya bisa jadi karena uzur, maka Beliau mengecualikannya karena wara’ dan kecerdasannya.
1589 Hal ini menunjukkan rasa takut bala tentaranya kepada Nabi Sulaiman dan sangat tunduk mengikuti perintahnya, bahkan burung Hud-hud yang tertinggal karena uzur saja tidak berani terlambat terlalu lama.
1590 Saba’ nama kerajaan di zaman dahulu, letaknya dekat kota San'a; ibu kota Yaman sekarang ini.
1591 Yaitu ratu Balqis yang memerintah kerajaan Saba di zaman Nabi Sulaiman.
1592 Yang dimiliki oleh para raja seperti harta, senjata, bala tentara, benteng, perhiasan dan perlengkapan lainnya.
1593 Yakni kursi yang ia duduki. Kursi itu begitu besar dan mewah, dihiasi emas, mutiara dan berbagai perhiasan. Besarnya kursi menunjukkan besarnya kerajaan, memiliki kekuatan dan banyaknya orang-orang yang hadir dalam musyawarah. Para Ahli Tarikh (sejarah) berkata, “Singgasana ini berada dalam istana yang besar, kokoh dan tinggi bangunannya. Di bagian timur terdapat 360 jendela, dan di bagian barat juga sama. Bangunannya dibuat agar siap dimasuki sinar matahari setiap hari lewat jendela dan ketika tenggelam berhadapan dengan matahari sehingga mereka sujud kepadanya di pagi dan sore hari.”
1594 Sehingga mereka melihat, bahwa perbuatannya benar.
1595Karena yang menyangka dirinya benar, padahal salah sangat sulit diharapkan untuk mendapatkan hidayah sampai pandangannya berubah
1596 Seperti menurunkan hujan dari langit, menumbuhkan tanam-tanaman, mengeluarkan logam, minyak bumi dari bumi, mengeluarkan orang-orang yang mati dari bumi (untuk dibangkitkan dan diberikan balasan),
dsb.
1597 Dalam hatimu
1598 Dengan lisanmu.
1599 Karena Dia memiliki sifat-sifat sempurna, dan karena nikmat-nikmat yang diberikan-Nya menghendaki agar hanya menyembah kepada-Nya saja.
1600 Yang merupakan atap seluruh makhluk. Pemilik ‘Arsy tersebut adalah Raja Yang besar kekuasaan-Nya, yang berhak diruku’i dan disujudi, Dia menyelamatkan Hud-hud ketika ia menyampaikan berita besar ini, dan Nabi Sulaiman pun merasa takjub mengapa hal ini bisa samar bagi-Nya.
1601 Kepada burung Hud-hud.
1602 Disebutkan dalam Tafsir Al Baghawi dan Al Jalaalain, bahwa burung Hud-hud menunjukkan tempat air kepada mereka, lalu mereka menggali sumur-sumur tersebut, kemudian bala tentaranya meminum airnya hingga hilang dahaganya, lalu berwudhu’ dan shalat, kemudian Nabi Sulaiman menuliskan surat, yang isinya: Dari hamba Allah Sulaiman bin Dawud kepada Balqis ratu Saba, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, salam atas orang yang mengikuti petunjuk, amma ba’du: “Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Ibnu Juraij berkata, “Sulaiman tidak menuliskan lebih dari apa yang diceritakan Allah dalam kitab-Nya.” Qatadah berkata, “Demikianlah para nabi, menulis beberapa kalimat secara garis besar; tidak panjang dan tidak banyak.”
1603 Yakni Balqis dan kaumnya.
1604 Yakni, dan berdiamlah tidak jauh dari mereka.
1605 Lalu burung Hud-hud membawa pergi surat itu dan menjatuhkannya kepada ratu Balqis.
1606 Yakni yang sangat agung, dari salah seorang raja besar di dunia. Ada pula yang menafsirkan dengan, “Yang diberi cap.
1607 Para ulama berkata, “Belum ada seorang pun yang menulis, “Bismillahirrahmaanirrahim” sebelum Nabi Sulaiman ‘alaihis salam.” Dalam ayat ini terdapat anjuran memulai tulisan dengan basmalah. Oleh karena kematangan dan kecerdasan akalnya, maka ratu Balqis segera mengumpulkan para pembesar kerajaannya.
1608 Mereka pun mengetahui, bahwa surat itu berasal dari Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Surat ini begitu fasih dan ringkas, karena maksudnya sudah tercapai dalam kata-kata yang singkat dan bagus itu. Di dalamnya terkandung larangan bagi mereka bersikap sombong terhadapnya, tetap di atas keadaannya (yakni menyembah matahari), serta memerintahkan mereka taat dan tunduk kepadanya, serta mengajak mereka kepada Islam.
1609 Yakni apakah kita harus tunduk dan taat kepadanya atau apa yang kita lakukan?
1610 Yakni tidak memutuskan sendiri atau sewenang-wenang.
1611 Tampaknya mereka lebih cenderung untuk berperang yang sesungguhnya jika dilanjutkan, tentu mereka akan binasa.
1612 Karena mereka mengetahui kecerdasan akalnya dan kematangannya.
1613 Yakni kami akan mengikutimu.
1614 Memberikan kepuasan terhadap usulan mereka dan menerangkan akibat dari berperang.
1615 Yakni melakukan pembunuhan, penawanan, perampasan harta dan perobohan terhadap rumah-rumah mereka.
1616 Seperti para tokohnya dan orang-orang yang terhormat di antara mereka.
1617 Seakan-akan ratu Balqis berkata kepada mereka, bahwa pandangannya ini tidak begitu tepat, dan ia tidak akan memilih pandangan itu sampai mengetahui keadaan Nabi Sulaiman dengan mengutus orang yang akan memberitahukan kepada mereka keadaannya agar keputusannya tepat.
1618 Ibnu Abbas berkata, “Dia (Balqis) berkata kepada kaumnya, “Jika ia menerima hadiah, maka berarti ia seorang raja, maka perangilah, dan jika ia tidak menerimanya, maka berarti ia seorang nabi, maka ikutilah.”
1619 Sambil mengingkari dan marah kepada mereka.
1620 Berupa kenabian dan kerajaan.
1621 Dengan membawa hadiahmu.
1622 Jika mereka tidak taat dan tunduk. Maka utusan itu kembali kepada mereka dan menyampaikan kata-kata Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, dan mereka pun segera bersiap-siap untuk mengadakan perjalanan menuju kerajaan Sulaiman, dan Nabi Sulaiman pun tahu, bahwa mereka akan pergi menemuinya. Oleh karena itu, Beliau berkata kepada para pemukanya yang hadir, dari kalangan jin dan manusia.
1623 Ia adalah jin yang kuat, rajin dan cerdik.
1624 As Suddiy dan selainnya berkata, “Beliau (Nabi Sulaiman) biasa duduk untuk menyelesaikan masalah manusia dan memberikan keputusan dari awal siang (pagi) sampai matahari tergelincir (pertengahan siang).”Zhahirnya, bahwa Nabi Sulaiman ‘alaihis salam ketika itu berada di Syam, sehingga jarak antara kerajaannya dengan kerajaan Saba di Yaman kurang lebih memakan waktu perjalanan 4 bulan; dua bulan pergi dan dua bulan pulang.
1625 Nabi Sulaiman ‘alaihis salam berkata, “Saya ingin lebih cepat lagi.” Dari sini dapat diketahui, bahwa maksud Sulaiman membawa singgasana ratu Balqis adalah untuk memperlihatkan besarnya kerajaan yang diberikan Allah kepadanya dan bagaimana ditundukkan kepadanya bala tentara yang terdiri dari jin, manusia dan hewan yang tidak pernah diberikan kepada seorang pun sebelum Beliau dan tidak pula diberikan kepada seorang pun setelah Beliau, sekaligus sebagai hujjah atas kenabiannya bagi Balqis dan kaumnya, karena yang demikian merupakan peristiwa yang luar biasa, di mana singgsana yang begitu besar dipindahkan dalam waktu yang cukup singkat, padahal jarak antara kedua kerajaan itu cukup jauh. Zhahirnya, bahwa kerajaan Nabi Sulaiman ‘alaihis salam berada di Syam, sehingga jarak antara kerajaannya dengan kerajaan Saba kurang lebih memakan waktu perjalanan 4 bulan; dua bulan pergi dan dua bulan pulang.
1626 Kitab di sini maksudnya kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, yaitu Taurat dan Zabur. Orang yang disebutkan itu bernama Ashaf bin Barkhiya juru tulis Nabi Sulaiman, seorang yang shiddiq (yang sangat membenarkan) yang mengetahui Ismul a’zham (nama Allah yang agung) yang jika berdoa dengannya, maka akan dikabulkan, dan jika meminta dengannya, maka akan dipenuhi.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam tafsir Juz ‘Amma (pada tafsir surah An Naazi’at) menjelaskan, para ulama mengatakan bahwa yang membawa singgasana itu demikian cepat adalah para malaikat. Mereka membawanya dari Yaman dengan sekejap, sedangkan Sulaiman berada di Syam. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan malaikat melebihi kekuatan jin, meskipun begitu mereka sangat takut kepada Allah
1627 Ada yang berpendapat, bahwa maksudnya, “Lihatlah ke atas, jika penglihatanmu sudah terasa lelah (dan engkau mengedipkan matamu), maka singgasana itu akan hadir di depanmu.” Menurut Wahab bin Munabbih, “Tetaplah melihat, maka setelah lama melihat, singgasana itu akan berada di hadapanmu.” Lalu dia (Ashaf) bangkit kemudian berwudhu’ serta berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.” Mujahid berkata, “Dia mengucapkan (dalam doanya), “Yaa Dzal Jalaali wal ikram.
1628 Beliau memuji Allah atas pemberian-Nya dan kemudahan dari-Nya.
1629 Beliau 'alaihis salam tidak tertipu oleh kerajaannya dan kekuasaannya seperti halnya kebiasaan raja-raja yang jahil (bodoh). Bahkan Beliau mengetahui, bahwa hal itu adalah ujian dari Tuhannya, dan Beliau khawatir jika sampai tidak bersyukur atas nikmat itu. Selanjutnya Beliau menerangkan, bahwa manfaat syukur itu kembalinya kepada manusia, tidak kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
1630 Yakni, tidak berterima kasih atas nikmat itu.
1631 Tidak butuh syukur hamba-Nya.
1632 Kebaikan-Nya merata baik kepada orang yang bersyukur maupun orang yang kufur, hanyasaja mensyukuri nikmat-Nya menjadikannya bertambah, sedangkan mengkufuri nikmat-Nya menjadikannya hilang.
1633 Baik dengan ditambah atau dikurangi.
1634 Maksudnya adalah untuk menguji akalnya; apakah ia memiliki kecerdasan dan kepandaian.
1635 Ini menunjukkan kecerdasannya. Ia tidak mengatakan, “Memang ini.” Karena adanya sedikit perubahan, tetapi tidak menafikan bahwa ia adalah singgasananya. Ia menjawab dengan kata-kata yang mengandung dua kemungkinan; yang kedua-duanya benar.
1636 Jelaslah bagi Nabi Sulaiman bahwa jawabannya benar, dan ia (Balqis) pun akhirnya mengetahui kekuasaan Allah dan benarnya kenabian Sulaiman ‘alaihis salam, maka Nabi Sulaiman berkata karena kagum terhadap diri ratu Balqis yang mendapat petunjuk dan terhadap kecerdasannya serta sebagai rasa syukur kepada Allah karena dikaruniakan nikmat yang lebih dari itu, “Kami telah diberi pengetahuan tentang Allah dan kekuasaan-Nya sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang tunduk kepada perintah Allah lagi mengikuti agama Islam.” Bisa juga, bahwa kata-kata ini adalah kata-kata ratu Balqis, sehingga artinya, “Dan kami telah diberi pengetahuan tentang kerajaan Sulaiman dan kekuasaannya sebelum peristiwa yang saat ini kami melihatnya, yaitu membawakan singgasana dari jarak yang jauh, maka kami tunduk dan datang dalam keadaan menyerahkan diri.”
1637 Yakni hidayah, akal dan kematangan sebelum ratu Balqis. Inilah hidayah yang bermanfaat lagi sebagai modal dasarnya.
1638 Karena tinggal di lingkungan orang-orang yang kafir, meskipun ia (Balqis) memiliki kecerdasan yang dengannya ia dapat mengetahui yang hak dan yang batil, akan tetapi keyakinan-keyakinan yang batil menghilangkan mata hatinya.
1639 Selanjutnya Nabi Sulaiman ‘alaihis salam ingin agar Balqis melihat kekuasaannya yang menyilaukanakal, maka Beliau memerintahkan Balqis agar masuk ke dalam Sharh, yaitu majlis Beliau yang tinggi dan luas, majlis itu terbuat dari kaca dan di bawahnya ada sungai yang mengalir.
1640 Untuk menyelamkan kakinya. Nabi Sulaiman ‘alaihis salam sebelumnya memerintahkan kepada para setan untuk membuatkan istana yang besar dari kaca dan dialirkan air di bawahnya karena kedatangan (Balqis). Oleh karena itu, orang yang tidak mengetahui keadaannya akan mengira bahwa lantai itu adalah kolam air, padahal ada kaca tipis yang menghalangi antara pejalan dengan air yang di bawahnya.
1641 Selanjutnya, Beliau mengajak Balqis masuk ke dalam Islam, dan ia pun mau memeluk Islam.
1642 Setelah mengetahui kebesaran kearajaan Nabi Sulaiman.
1643 Karena beribadah kepada selain-Mu.

Hikmah :
1. Nabi Sulaiman meskipun diberi kekuasaan dan kelebihan oleh Allah SWT, dia tidaklah merasa angkuh dan sombong. Malah, semakin mendekatkan dirinya kepada Allah yang memberi semua kehebatan dna kekuasaan itu. Ilmu padi: semakin berisi maka semakin runduk. Banyak pemimpin di zaman sekarang ini jika semakin berkuasa maka semakin korup.
2. Nabi Sulaiman tidak ingin berbuat zalim meskipun dia merasa hebat. Dia berlaku lemah lembut pada orang kecil. Semut yang hanya seukuran ujung kuku tidak mau dia injak-injak.
3. Ayat 20-22: Isyarat pentingnya seorang pemimpin memeriksa keadaan bawahannya, tanggung jawab pemimpin terhadapnya dan tidak bolehnya meremehkan makhluk Allah.
4.Ayat 23-28: Kisah burung Hud-hud dan kecemburuannya ketika agama Allah tidak dihiraukan, serta gambaran dakwah dengan hikmah dan nasihat yang baik.
5. Ayat 29-35: Isyarat terhadap pentingnya musyawarah
6. Ayat 36-37: Haramnya risywah (sogok) karena dapat menghantarkan kepada runtuhnya masyarakat.
7. Ayat 38-44: Isyarat terhadap kuatnya jin dibanding manusia, dan kuatnya malaikat dibanding jin, ajakan kepada Islam dan penjelasan tentang keutamaan ilmu.

C.  Kisah Kaum Saba (3 halaman)
Qs. Saba’: 15-19
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ (15) فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (16) ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ (17) وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا آمِنِينَ (18) فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (19)
15 2886Sungguh, bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allah)2887 di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri2888, (kepada mereka dikatakan), "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya2889. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”
16. Tetapi mereka berpaling2890, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar2891 dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr2892.
17. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.
18. Dan Kami jadikan antara mereka (penduduk Saba’) dan negeri-negeri yang Kami berkahi (Syam), beberapa negeri yang berdekatan2893 dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarakjarak) perjalanan2894. Berjalanlah kamu di negeri-negeri itu pada malam dan siang hari dengan aman2895.
19. Maka mereka berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami2896, dan (berarti) mereka menzalimi diri mereka sendiri2897; maka Kami jadikan mereka bahan pembicaraan2898 dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya2899. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang bersabar2900 dan bersyukur2901.

Tafsir :
2886 Saba’ adalah sebuah kabilah yang terkenal di daerah dekat Yaman. Tempat kediaman mereka adalah sebuah negeri yang dikenal dengan nama Ma’rib. Termasuk nikmat Allah dan kelembutan-Nya kepada manusia secara umum dan kepada bangsa Arab secara khusus adalah Dia mengisahkan dalam Al Qur’an kisah orang-orang yang telah binasa yang dekat dengan bangsa Arab, sisa peninggalannya dapat disaksikan oleh mereka dan sering disebut-sebut. Yang demikian agar membuat mereka mau beriman dan mau menerima nasihat.
2887 Menurut Syaikh As Sa’diy, maksud ayat (tanda) di sini adalah apa yang Allah limpahkan kepada mereka berupa berbagai macam nikmat dan menghindarkan dari mereka berbagai macam siksa, di mana hal ini menghendaki mereka untuk beribadah kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya.
2888 Mereka mempunyai lembah yang besar, lembah itu biasa didatangi oleh aliran air yang banyak, dan mereka membuat bendungan yang kokoh yang menjadi tempat berkumpulnya air. Aliran air biasa mengalir kepadanya dan berkumpul di sana, lalu mereka alirkan dari bendungan itu ke kebun-kebun mereka yang berada di sebelah kanan dan sebelah kiri bendungan itu. Kedua kebun yang besar itu memberikan hasil yang baik, berupa buah-buahan yang cukup bagi mereka sehingga mereka bergembira dan senang, maka Allah memerintahkan mereka mensyukuri nikmat-Nya itu karena beberapa sisi, di antaranya adalah karena diberikan kedua kebun yang besar itu yang menjadi pusat makanan mereka, selain itu karena Allah telah menjadikan negeri mereka sebagai negeri yang baik karena udaranya yang baik, sedikit sesuatu yang menggangu kesehatan, dan di sana mereka memperoleh rezeki yang banyak. Di samping itu, Allah telah berjanji, bahwa jika mereka bersyukur, maka Dia akan mengampuni dan merahmati mereka. Oleh karena itu Dia berfirman, “Negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.
Selain itu juga, karena Allah mengetahui kebutuhan mereka dalam perdagangan dan berbisnis di negeri yang diberkahi, yaitu beberapa daerah di Shan’a (menurut sebagian ulama salaf), namun menurut yang lain bahwa negeri yang diberkahi yang mereka tuju adalah Syam. Allah telah mempersiapkan untuk mereka berbagai sebab dan sarana agar mereka dapat dengan mudah sampai ke sana dengan aman dan tanpa ada rasa takut, dan lagi daerahnya antara yang satu dengan yang lain saling bersambung sehingga mereka tidak perlu membawa bekal dan air (karena mereka bisa membeli langsung di daerah yang mereka lewati).
2889 Karena nikmat yang dikaruniakan-Nya kepadamu di negeri Saba’.
2890 Dari yang memberi nikmat (Allah) dan dari beribadah kepada-Nya, mereka tidak mau bersyukur kepada- Nya dan malah bosan dengannya sampai mereka meminta kebalikan dari itu dan berharap agar jarak perjalanan mereka dijauhkan, padahal sebelumnya mudah.
2891 Maksudnya, banjir besar yang disebabkan runtuhnya bendungan Ma'rib, lalu menenggelamkan kebun dan harta mereka.
2892 Pohon Atsl ialah sejenis pohon cemara, sedangkan pohon Sidr ialah sejenis pohon bidara.
2893 Yakni menyambung dari Yaman ke Syam.
2894 Sehingga mereka tidak tersesat dalam perjalanan.
2895 Yang dimaksud dengan negeri yang Allah limpahkan berkah kepadanya ialah negeri yang berada di Syam, karena kesuburannya; dan negeri- negeri yang berdekatan itu ialah negeri-negeri antara Yaman dan Syam, sehingga orang-orang dapat berjalan dengan aman siang dan malam tanpa terpaksa berhenti di padang pasir dan tanpa mendapat kesulitan. Ini termasuk sempurnanya nikmat yang Allah berikan kepada mereka, dan Dia mengamankan mereka dalam perjalanan.
2896 Mereka meminta agar kota-kota yang berdekatan itu dihapuskan dan dijadikan padang sahara yang tandus supaya mereka dapat berbangga diri di hadapan kaum fakir dengan mengendarai unta, serta membawa perbekalan dan air, atau maksudnya agar perjalanan menjadi panjang dan mereka dapat melakukan monopoli dalam perdagangan itu, sehingga keuntungan lebih besar.
2897 Dengan kufur kepada Allah dan kepada nikmat-Nya, maka Allah menghukum mereka dan membinasakan mereka dengan mengirimkan banjir besar yang keras yang merobohkan bendungan mereka, membinasakan kebun-kebun mereka, maka bergantilah kebun yang indah itu menjadi kebun yang tidak ada manfaatnya, di mana buah-buahnya terasa pahit, dan tanaman lainnya yang tumbuh adalah pohon Atsl dan pohon Sidr. Yang demikian karena mereka merubah syukur dengan kekufuran, sehingga nikmat yang mereka peroleh dirubah dengan hukuman.
2898 Bagi generasi setelah mereka.
2899 Mereka kemudian berpencar setelah sebelumnya bersatu, dan Allah jadikan mereka bahan pembicaraan dan sebagai contoh bagi yang lain. Meskipun begitu, tidak ada yang mengambil pelajaran dari peristiwa itu selain orang yang bersabar lagi bersyukur sebagaimana diterangkan dalam ayat di atas.
2900 Yakni sabar dalam menerima musibah dan kepedihan, siap memikulnya karena mencari keridhaan Allah, tidak kesal bahkan ridha kepadanya.
2901 Terhadap nikmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan mengakuinya, memuji yang memberinya nikmat dan mengalihkan nikmat itu untuk ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Orang yang sabar lagi bersyukur ketika mendengar kisah mereka dan hal yang terjadi pada mereka dapat mengetahui bahwa musibah tersebut sebagai balasan terhadap kufurnya mereka kepada nikmat Allah dan bahwa barang siapa yang berbuat seperti itu akan diberikan balasan yang serupa, ia juga mengetahui, bahwa syukur kepada Allah dapat menjaga nikmat dan menolak hukuman. Demikian pula ia mengetahui, bahwa para rasul adalah benar dalam berita yang mereka sampaikan, dan bahwa pembalasan adalah benar sebagaimana ia melihat contoh-contohnya ketika di dunia.

Hikmah: musibah yang menimpa kaum Saba sebagai balasan terhadap kufurnya mereka kepada nikmat Allah dan bahwa barang siapa yang berbuat seperti itu akan diberikan balasan yang serupa, ia juga mengetahui, bahwa syukur kepada Allah dapat menjaga nikmat dan menolak hukuman. Demikian pula ia mengetahui, bahwa para rasul adalah benar dalam berita yang mereka sampaikan, dan bahwa pembalasan adalah benar sebagaimana ia melihat contoh-contohnya ketika di dunia.

D.  Kisah kaum Nabi Hud (3 halaman)
QS.Hud: 50-60
وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ (50) يَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلَا تَعْقِلُونَ (51) وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ (52) قَالُوا يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (53) إِنْ نَقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (54) مِنْ دُونِهِ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُونِ (55) إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (56) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ (57) وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ (58) وَتِلْكَ عَادٌ جَحَدُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ (59) وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ عَادًا كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلَا بُعْدًا لِعَادٍ قَوْمِ هُودٍ (60)
50. dan kepada kaum 'Ad (kami utus) saudara mereka, Huud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. kamu hanyalah mengada-adakan saja.
51. Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"
52. dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."
53. kaum 'Ad berkata: "Hai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada Kami suatu bukti yang nyata, dan Kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena perkataanmu, dan Kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu.
54. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan Kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu." Huud menjawab: "Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
55. dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.
56. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. tidak ada suatu binatang melatapun[723] melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya[724]. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus[725]."
57. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu.
58. dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang yang beriman bersama Dia dengan rahmat dari kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.
59. dan Itulah (kisah) kaum 'Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai Rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua Penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran).
60. dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, Sesungguhnya kaum 'Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. ingatlah kebinasaanlah bagi kaum 'Ad (yaitu) kaum Huud itu.

[723] Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[724] Maksudnya: mengusainya sepenuhnya.
[725] Maksudnya: Allah selalu berbuat adil.

QS. Asy-Syu’ara: 123-140

كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ (123) إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ (124) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (125) فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (126) وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ (127) أَتَبْنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ آيَةً تَعْبَثُونَ (128) وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ (129) وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ (130) فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (131) وَاتَّقُوا الَّذِي أَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُونَ (132) أَمَدَّكُمْ بِأَنْعَامٍ وَبَنِينَ (133) وَجَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (134) إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (135) قَالُوا سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُنْ مِنَ الْوَاعِظِينَ (136(إِنْ هَذَا إِلَّا خُلُقُ الْأَوَّلِينَ (137) وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ (138) فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ (139) وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (140)

123. kaum 'Aad telah mendustakan Para rasul.
124. ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?
125. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
126. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
127. dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
128. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah Tinggi bangunan untuk bermain-main[1087],
129. dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)?
130. dan apabila kamu menyiksa, Maka kamu menyiksa sebagai orang- orang kejam dan bengis.
131. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
132. dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.
133. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,
134. dan kebun-kebun dan mata air,
135. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar".
136. mereka menjawab: "Adalah sama saja bagi Kami, Apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat,
137. (agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.
138. dan Kami sekali-kali tidak akan di "azab".
139. Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
140. dan Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

[1087] Maksudnya: untuk bermewah-mewah dan memperlihatkan kekayaan.

QS. Al-Qamar: 18-22

كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ (18) إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي يَوْمِ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ (19) تَنْزِعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ (20) فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ (21) وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (22)
18. kaum 'Aad pun mendustakan(pula). Maka Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
19. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus,
20. yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang tumbang.
21. Maka Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
22. dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?
Tafsir :
1.      Kepada kaum ‘Ad kami utus saudara kami Hud : supaya memerintahkan mereka beribadah hanya kepada Allah saja, tidak menyekutukanNya, dan melarang mereka menyembah kepada berhala-berhala yang mereka ada-adakan dan diberi nama dengan nama- nama ilah. Nabi Hud memberitahukan bahwa ia tidak meminta upah atas nasihat yang ia sampaikan dari Allah, yang mengajak pada perbaikan dunia dan akhirat. Mengajak mereka agar minta ampunan atas dosa-dosanya dan bertaubat.
2.      Dakwah dan tantangan Nabi Hud terhadap berhala-berhala mereka memuat bukti dan dalil yang pasti atas kebenaran tentang apa yang didatangkan pada mereka dan kebatilan apa yang mereka perbuat yaitu menyembah berhala-berhala
3.      Hud berkata: Jika kalian berpaling dari dari risalah yang aku sampaikan yang memberatkan kalian, maka akan Rabbku akan mengganti dengan kaum yang lain yang hanya menyembah Allah
4.      Tatkala datang Azab kami: Angin yang sangat kencang, Allah membinasakan mereka, Allah menyelamatkan Hud dan pengikutnya dari siksa yang keras
5.      Kaum ‘Ad telah kafir kepada Hud, maka mereka dianggap kafir kepada semua Rasul yaitu mereka kafir kepada Ayat-ayat Allah dan kepada Rasul. Mereka meninggalkan perintah Rasul dan mengikuti setiap orang yang berkuasa dan keras kepala
Hikmah:
1.      Siapa yang mempunyai sifat seperti Nabi Hud, maka Allah akan memudahkan rizki, menggampangkan urusannya,  dan memelihara keadaaannya.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ حَدَّثَهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ، جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ»
Siapa yang senantiasa memohon ampunan, maka Allah menjadikan untuknya dari setiap kesedihan ada kelapangan, dari setiap kesempitan ada jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak terduga. (HR. Abu Daud)[1]
2.      Kaum ‘Ad binasa disapu angin topan karena mengingkari dakwah dan risalah Nabi Hud. Adapun kekayaan dan kemewahan hidup, kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum ‘Ad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Keadaan mereka dipenuhi dengan dengan binatang-binatang perahan, kebun-kebun indah, bangunan rumah yang dipahat dengan gunung batu. Namun mereka tidak mengenal Tuhan, mereka hanya menjadikan gurun-gurun yang ditumbuhi pohon sebagai berhala mereka. 
3.      Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.
4.      Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dengan hanya mengata:"Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasihat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat."
5.      Dalam berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetuk hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yang sihat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah itu adalah dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya.

Nabi Hud ‘alaihis salam tinggal di negeri Yaman, di sebuah tempat yang bernama Al Ahqaaf (bukit-bukit berpasir), di sana tinggal kaum ‘Aad pertama yang nasab mereka sampai kepada Nabi Nuh. Mereka tinggal di rumah-rumah yang memiliki tiang-tiang yang besar sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi–Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS. Al Fajr: 7-8)
Mereka juga membangun istana-istana dan benteng-benteng yang tinggi dan membanggakan diri dengan bangunan-bangunan itu. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main (bermewah-mewah) –Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud agar kamu kekal (di dunia)?” (QS. Asy Syu’ara: 128-129)
Mereka juga memiliki peradaban yang tinggi; mereka unggul dalam bidang pertanian karena melimpahnya air yang segar kepada mereka, di samping mereka memiliki harta dan binatang ternak yang banyak. Tempat mereka ketika itu menjadi ladang yang subur dan hijau, penuh dengan kebun-kebun yang indah dan mata air.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengaruniakan kepada mereka bentuk fisik yang berbeda dengan yang lain, badan mereka tinggi dan kuat. Apabila mereka berperang atau menyerang suatu kaum, maka mereka dapat memenangkan peperangan itu dan serangan mereka begitu mengerikan. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala menyebutkan perkataan Nabi Hud kepada mereka,
“Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis.–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.–Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,–Dan kebun-kebun dan mata air,” (QS. Asy Syu’ara: 130-134)
Tetapi, meskipun nikmat-nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada mereka begitu banyak, namun mereka tidak bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadapnya, bahkan mereka menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mereka sembah patung-patung, dan mereka adalah kaum yang pertama menyembah patung setelah banjir besar zaman Nabi Nuh. Sebagaimana firman Allah,
“Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) setelah lenyapnya kaum Nuh, dan Allah telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah agar kamu mendapat keberuntungan.” (Terj. Al A’raaf: 69)
Tidak hanya itu, mereka juga mengerjakan berbagai maksiat dan dosa serta mengadakan kerusakan di bumi, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Hud ‘alaihis salam kepada mereka untuk menunjukkan jalan yang lurus; Beliau mengajak mereka menyembah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dan melarang mereka berbuat syirk dan melakukan berbagai kemaksiatan.
Beliau juga mengingatkan mereka agar bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang diberikan-Nya kepada mereka, Beliau berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” (QS. Al A’raaf: 65)
Mereka pun bertanya-tanya tentang keadaan diri Nabi Hud ‘alaihis salam, “Siapakah sebenarnya engkau wahai Hud sehingga mengatakan kata-kata seperti itu?” Hud menjawab,
“Sesungguhnya aku adalah rasul yang dapat dipercaya bagimu—Oleh karena itu, bertakwalah kamu kepada Allah dan taatilah aku.” (QS. Asy Syu’ara: 125-126)
Maka kaumnya membantahnya dengan kasar dan sombong sambil berkata,
“Sesungguhnya Kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. Al A’raaf: 66)
Hud menjawab,
“Wahai kaumku! Tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam.– Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.” (QS. Al A’raaf: 67-68)
Kaumnya pun semakin sombong di samping menolak dengan keras beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mereka berkata kepada Nabi Hud ‘alaihis salam,
“Wahai Hud! Kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu–Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu…dst.” (QS. Huud: 53-54)
Meskipun begitu Nabi Hud ‘alaihis salam tetap bersabar dan mengajak mereka untuk mengikuti kebenaran. Beliau mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah kepada mereka dengan harapan mereka mau bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meminta ampunan kepada-Nya. Beliau berkata kepada mereka,
Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.–Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak,–Dan kebun-kebun dan mata air,” (QS. Asy Syu’ara: 131-134)
Beliau juga berkata:
“Wahai kaumku! Mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)
Tetapi Nabi Hud ‘alaihis salam tidak mendapatkan kaumnya selain sebagai manusia yang telah mati hatinya dan telah menjadi keras seperti batu, memegang teguh kesesatan dan penyimpangannya dan tetap kokoh menyembah patung. Mereka juga membalas nasihatnya dengan tindakan zalim dan olok-olokkan, sehingga Nabi Hud berkata kepada mereka,
”Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,–dengan yang lain, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.–Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya–Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus–Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu.” (QS. Huud: 54-57)
Azab yang Ditimpakan kepada Kaum Nabi Hud ‘alaihis salam
Mereka tetap saja menyombongkan diri dan membanggakan diri dengan kekuatannya, dan mereka berkata Nabi Hud dengan sombongnya,
“Siapakah yang lebih kuat kekuatannya daripada kami?” (QS. Fushshilat: 15)
Mereka juga mengolok-olok Nabi Hud dan meminta kepadanya agar disegerakan azab. Mereka berkata,
“Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada Kami jika kamu Termasuk orang-orang yang benar.” (Terj. Al A’raaf: 70)
Hud pun menjawab,
“Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yamg menunggu bersama kamu”. (QS. Al A’raaf: 71)
Maka mulailah azab Allah datang kepada kaum ‘Aad. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan kepada mereka hawa yang panas yang membuat sumur-sumur dan sungai-sungai menjadi kering, tanaman dan buah-buahan menjadi mati, hujan pun berhenti turun dalam waktu yang cukup lama, lantas kemudian datang awan yang besar. Ketika mereka melihatnya, mereka bergembira dan mengira bahwa mereka akan diberikan curahan hujan, mereka berkata,
“Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.”
Mereka mengira bahwa awan itu akan datang membawa kebaikan untuk mereka, menghilangkan haus dahaga mereka, memberi minum hewan-hewan mereka dan menyirami kebun dan tanaman-tanaman mereka. Padahal awan itu datang membawa azab bagi mereka. Mereka pun ditimpa angin yang kencang yang terus menimpa mereka selama tujuh malam delapan hari tanpa henti, yang membinasakan segala sesuatu yang ada di hadapannya sehingga mereka semua binasa.   Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka ketika mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.” (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta agar datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih,”–Yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (QS. Al Ahqaaf: 24)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersamanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari Kami, dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka bukanlah orang-orang yang beriman.” (QS. Al A’raaf: 72)
Hud ‘alaihis salam pun pergi bersama orang-orang yang beriman ke tempat yang lain; yang di sana mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
E.  Kisah kaum Nabi Shaleh (5 halaman)
QS.Al-A’raf: 73-79
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73) وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (74) قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ (75) قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76) فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77) فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (78) فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ (79)
73. dan (kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shaleh. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, Maka biarkanlah Dia Makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."
74. dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.
75. pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi Rasul) oleh Tuhannya?". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya".
76. orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya Kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu".
77. kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka Berlaku angkuh terhadap perintah tuhan. dan mereka berkata: "Hai shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada Kami, jika (betul) kamu Termasuk orang-orang yang diutus (Allah)".
78. karena itu mereka ditimpa gempa, Maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.
79. Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat".





Qs. Hud:61-68
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ (61) قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَذَا أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ (62(قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ عَصَيْتُهُ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيْرَ تَخْسِيرٍ (63) وَيَا قَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ (64) فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ ذَلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ (65) فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ (66) وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (67) كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا أَلَا إِنَّ ثَمُودَ كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلَا بُعْدًا لِثَمُودَ (68)
61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
62. kaum Tsamud berkata: "Hai shaleh, Sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara Kami yang Kami harapkan, Apakah kamu melarang Kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak Kami ? dan Sesungguhnya Kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."
63. Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, Maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya. sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada kerugian.
64. Hai kaumku, Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah Dia Makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat."
65. mereka membunuh unta itu, Maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari[727], itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."
66. Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama Dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa.
67. dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya,
68. seolah-olah mereka belum pernah berdiam[728] di tempat itu. Ingatlah, Sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud.

[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
[727] Perbuatan mereka menusuk unta itu adalah suatu pelanggaran terhadap larangan Nabi Shaleh a.s. oleh sebab itu Allah menjatuhkan kepada mereka hukuman Yaitu membatasi hidup mereka hanya dalam tempo tiga hari, Maka sebagai ejekan mereka disuruh bersuka ria selama tiga hari itu.
[728] Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka hancur lebur oleh guntur itu, tanpa bekas, seakan-akan mereka tidak pernah ada.

Qs. Asy-Syu’ara: 141-159
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ (141) إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ صَالِحٌ أَلَا تَتَّقُونَ (142) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (143) فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (144) وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ (145) أَتُتْرَكُونَ فِي مَا هَاهُنَا آمِنِينَ (146) فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (147) وَزُرُوعٍ وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ (148) وَتَنْحِتُونَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا فَارِهِينَ (149) فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (150) وَلَا تُطِيعُوا أَمْرَ الْمُسْرِفِينَ (151) الَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ (152) قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ (153) مَا أَنْتَ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا فَأْتِ بِآيَةٍ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (154) قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ (155) وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيمٍ (156) فَعَقَرُوهَا فَأَصْبَحُوا نَادِمِينَ (157) فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ (158) وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (159(
141. kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul.
142. ketika saudara mereka, shaleh, berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?
143. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,
144. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
145. dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
146. Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kamu ini) dengan aman,
147. di dalam kebun-kebun serta mata air,
148. dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut.
149. dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin;
150. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;
151. dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas,
152. yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak Mengadakan perbaikan".
153. mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir;
154. kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; Maka datangkanlah sesuatu mukjizat, jika kamu memang Termasuk orang-orang yang benar".
155. Shaleh menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu.
156. dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar".
157. kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal,
158. Maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman.
159. dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

Qs. An-Naml: 45-53
Qs. Adz-Dzariyat:43-45
Qs. Al-Qamar: 23-32
  
Tafsir Qs. Al-A’raf:73-79 :
1.      Kaum Tsamud dulu tinggal di kota-kota al-Hajar antara Tabuk dan Madinah, mereka adalah generasi setelah kaum ‘Ad. Maka Allah mengutus dari mereka Nabi Shaleh. Beliau memerintah untuk hanya beribadah kepada Allah.
2.      Kaum Tsamud membangkang Nabi dengan berkata: dulu, kami mengharapkanmu (sebagai orang yang berakal tajam)
3.      Kaum Tsamud nasabnya dari Tsamud ibnu Atsir ibnu Iram Ibnu Sam ibnu Nuh. Kaum Tsamud tinggalnya terletak diantara Hijaz dan Negeri Syam serta Wadil Qura dan daerah sekitarnya.
4.      Dari Ibnu Umar, dia mengatakan bahwa Rasul perjalanannya menuju medan Tabuk, memerintahkan orang-orang beristirahat di daerah al-Hajar yaitu bekas tempat tinggal kaum Tsamud. Lalu orang-orang mengambil air di sumur yang pernah dipakai kaum Tsamud. Mereka membuat adonan roti dan disimpan di panci-panci besar. Tapi Nabi menyuruh menumpahkan air itu. Lalu Nabi memerintah untuk mengambil air di sumur yang pernah dijadikan tempat minum unta Nabi Shaleh.
5.      Kaum Tsamud meminta suatu tanda (mukjizat) dari Nabi Shaleh yaitu mereka meminta didatangkan seekor unta betina dari sebuah batu besar yang disaksikan oleh mata kepala mereka sendiri. Batu itu memang beda dari yang lain yang dinamakan dengan al-Katibah.jika setelah ditujukan, maka mereka akan beriman
6.       Lalu Nabi Shaleh shalat dan berdo’a pada Allah, maka batu besar itu medaak terbelah dan bergerak. Maka keluarlah seekor unta betina yang janinnya bergerak (seddang hamil kembar). Lalu, berimanlah pemimpin mereka (Junda Ibnu Amr) bersama para pengikutnya yang taat pada perintahnya. Ketika ada beberapa orang terhormat yang akan berimana pada Nabi Shaleh, maka Zua’b ibnu Amr menghalang-halangi mereka. Akhirnya mereka tidak jadi beriman
7.      Unta betina tersebut tinggal nbersama mereka setelah melahirkan. Unta betina itu minum dari satu sumur ke sumur lainnya. Suatu hari, Unta betina itu hidup bebas di lembah-lembah tempaat tinggal mereka. Dan apabila Unta betina itu mendekati ternak-ternak kaum Tsamud, maka semua ternak mereka berlarian karena ketakutan.
8.      Setelah hal tersebut berlangsung lama dan mereka makin gencar mendustakan Nabi Shaleh , maka mereka merencanakan untuk membunuh Unta betina Nabi Shaleh tersebut. Menurut Qatadah, beberapa orang dari kabilah tersebut meminta persetujuan semua penduduk untuk membunuh Unta betina tersebut, lalu disetujui oleh semuanya. Imam Abu Ja’far bin Jarir dan lain-lainnya mengatakan bahwa penyebab terbunuhnya Unta betina adalah karena ulah 2 wanita yang bernama Unaizah binti Ghanam dan Shadaqah binti al-Muhayya. Mereka berdua mencari pembunuh bayaran. Jika Unaizah memanggil Musadda’ bin mMuharrij(Saudara sepupunya) dan Shadaqah memanggil Qaddar bin Salif dan Qaddar pun mengajak temannya yang lain hingga berjumlah 9 orang.
9.      Cara membunuh Untanya: ketika Unta itu terperangkap jebakan Musadda’, ia membidik anak panah dan mengenai betis unta itu,  lalu Qaddar menebaskan peangnya hingga mengenai badan bagian belakang unta itu. Sehingga unta itu terjungkal ke tanah dan merintah seperti sedang mengisyaratkan kepada anak untanya untuk lari. Setelah itu, Qaddar menusuk bagian tenggorokannya dan menyembelih unta betina itu. Menurut pendapat lain, anak unta itu masuk ke batu besar dan hilang dari pandangan, ada yang pendapat juga, anak unta itu disembelih juga
10.  Setelah mereka melakukan itu, berita pembunuhan unta itu terdengar oleh Nabi Shaleh dan Beliau pun menangis. Pembunuhan itu terjadi hari Rabu. Dan pada malam harinya, ke 9 orang tersebut berencana akan membunuh Nabi Sholeh, tapi Allah mengirimkan batu-batuan  yang membendung mereka sampai ke Nabi Shaleh
11.  Pada hari kamis (Hari pertama penangguhan), wajah mereka berubah menjadi kuning, persis seperti apa yang telah dijanjikan Nbai Shaleh kepada mereka. Hari kedua (Jum’at), wajah mereka berubah menjadi merah. Hari sabtu, wajah mereka menjadi hitam.hari ahadnya, mereka duduk kaku sambil melihat azab Allah. Mereka bingung, aap yang harus dilakukan dan tidak mengerti kemapa azab menimpa mereka. Azab itu adalah matahari terbit sangat cerah, datang suatu teriakan dari langit dan gempa yang dahsyat dibagian bawah mereka.
12.  Ulama Tafsir mengatakan, tidak ada satupun yang selamat dari azab tersebut. Kecuali Abu rigal, ketika azab menimpa, ia sedang bermukim di tanah suci. Namun ketika ia kembali, di perjalanan ia tertimpa batu yang jatuh tiba-tiba dari langit hingga meninggal

Pengajaran Dari Kisah Nabi Saleh a.s.

1.      Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahawa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dapat berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.

Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.

Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. kerana dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu

Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.
2.      Nabi melarang para sahat memasuki daerah yang pernah di azab, karena takut ditimpa azab seperti mereka.

F.   Kisah Nabi Yusuf (2 halaman)
1.      Kisah Nabi Yusuf dan Mimpinya (Qs. Yusuf:1-6)
الر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ (1) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (2) نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ (3) إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ (4) قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ (5) وَكَذَلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَعَلَى آلِ يَعْقُوبَ كَمَا أَتَمَّهَا عَلَى أَبَوَيْكَ مِنْ قَبْلُ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (6)
1. Alif, laam, raa[741]. ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).
2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
3. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui.
4. (ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku[742], Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."
5. Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."
6. dan Demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu[743] sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Tafsir :
Ibnu Abbas mengatakan: “Mimpi para Nabi merupakan wahyu”
Para ulama tafsir telah membicarakan ta’bir (penafsiran) mimpi yusuf itu, bahwa 11 bintang menunjukan sudara-saudaranya yang berjumlah 11 laki-laki. Sedangkan matahari dan bulan menunjukan ibu dan bapaknya.
Tafsir mimpi Yusuf menjadi kenyataan 40 tahun kemudian. Ada pula yang mengatakan 80 tahun, yaitu ketika ia menaikkan orangtuanya ke atas singgasananya, sedangkan saudara-saudaranya berada didepannya dan bersujud pada Nabi Yusuf. Yusuf berkata pada orangtuanya:
وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا  
berkata Yusuf: "Wahai ayahku Inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan.

[763] Sujud disini ialah sujud penghormatan bukan sujud ibadah.
            Nabi Yusuf pernah pula menceritakan mimpinya tentang saudara-saudaranya yang tunduk, bersujud padanya, dan mengagungkannya secara berlebihan pada ayahnya (Nabi Ya’kub), lalu Nabi Ya’kub mengingatkannya agar tidak memberitahukan mimpinya pada saudara-saudaranya, karena dapat membuat dengki dan mencelakakannya.
سَمِعْتُ أَبَا قَتَادَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الرُّؤْيَا مِنْ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ لِيَتَعَوَّذْ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ
5021. Dari Abu Qatadah, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ''Mimpi baik itu datang dari Allah, dan mimpi buruk itu datang dari syetan. Maka apabila seseorang dari kalian memimpikan sesuatu yang dibencinya, hendaknya ia meniup (meludah) ke sisi kirinya tiga kali, kemudian memohon perlindungan kepada Allah dari keburukannya, maka mimpi buruk itu tidak akan mencelakakannya[2].(HR.Abu Daud)

2.      Kisah Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya (Qs.Yusuf:7-20)

لَقَدْ كَانَ فِي يُوسُفَ وَإِخْوَتِهِ آيَاتٌ لِلسَّائِلِينَ (7) إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَى أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (8) اقْتُلُوا يُوسُفَ أَوِ اطْرَحُوهُ أَرْضًا يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا مِنْ بَعْدِهِ قَوْمًا صَالِحِينَ (9) قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِي غَيَابَتِ الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ (10) قَالُوا يَا أَبَانَا مَا لَكَ لَا تَأْمَنَّا عَلَى يُوسُفَ وَإِنَّا لَهُ لَنَاصِحُونَ (11) أَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (12) قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ وَأَخَافُ أَنْ يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَأَنْتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ (13) قَالُوا لَئِنْ أَكَلَهُ الذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّا إِذًا لَخَاسِرُونَ (14) فَلَمَّا ذَهَبُوا بِهِ وَأَجْمَعُوا أَنْ يَجْعَلُوهُ فِي غَيَابَتِ الْجُبِّ وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِأَمْرِهِمْ هَذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (15) وَجَاءُوا أَبَاهُمْ عِشَاءً يَبْكُونَ (16) قَالُوا يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ (17) وَجَاءُوا عَلَى قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ (18) وَجَاءَتْ سَيَّارَةٌ فَأَرْسَلُوا وَارِدَهُمْ فَأَدْلَى دَلْوَهُ قَالَ يَا بُشْرَى هَذَا غُلَامٌ وَأَسَرُّوهُ بِضَاعَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (19) وَشَرَوْهُ بِثَمَنٍ بَخْسٍ دَرَاهِمَ مَعْدُودَةٍ وَكَانُوا فِيهِ مِنَ الزَّاهِدِينَ (20)
7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.
8. (yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, Padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.
9. bunuhlah Yusuf atau buanglah Dia kesuatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik[744]."
10. seorang diantara mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah Dia ke dasar sumur supaya Dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat."
11. mereka berkata: "Wahai ayah Kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai Kami terhadap Yusuf, Padahal Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya.
12. biarkanlah Dia pergi bersama Kami besok pagi, agar Dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan Sesungguhnya Kami pasti menjaganya."
13. berkata Ya'qub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf Amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau Dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya."
14. mereka berkata: "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang Kami golongan (yang kuat), Sesungguhnya Kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi[745]."
15. Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu Dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi."
16. kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis.
17. mereka berkata: "Wahai ayah Kami, Sesungguhnya Kami pergi berlomba-lomba dan Kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang Kami, lalu Dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada Kami, Sekalipun Kami adalah orang-orang yang benar."
18. mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; Maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku[746]). dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan."
19. kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, Maka Dia menurunkan timbanya, Dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!" kemudian mereka Menyembunyikan Dia sebagai barang dagangan. dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.
20. dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf[747].

[741] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
[742] Bapak Yusuf a.s. ialah Ya'qub putera Ishak putera Ibrahim a.s.
[743] Dimaksud bapak disini kakek dan ayah dari kakek.
[744] Menjadi orang baik-baik yaitu, mereka setelah membunuh Yusuf a.s. bertaubat kepada Allah serta mengerjakan amal-amal saleh.
[745] Maksudnya: menjadi orang-orang pengecut yang hidupnya tidak ada artinya.
[746] Maksudnya: dalam hal ini Ya'qub memilih kesabaran yang baik, setelah mendengar cerita yang menyedihkan itu.
[747] Hati mereka tidak tertarik kepada Yusuf karena Dia anak temuan dalam perjalanan. Jadi mereka kuatir kalau-kalau pemiliknya datang mengambilnya. oleh karena itu mereka tergesa-gesa menjualnya Sekalipun dangan harga yang murah.

Tafsir :
a.       Saudara-saudara Yusuf berkata: Orang yang merebut kecintaan ayah kalian, lenyaplah dari muka ayah agar ayah kalian bisa melimpahkan cintanya hanya untuk kalian. Baik dengan membunuh atau membuangnya. Namun, dalam permusuhan jangan sampai ada pembunuhan. Maka mereka tidak punya jalan untuk membunuhnya, karena Allah menghendaki sesuatu dari Yusuf yang harus terjadi dan tercapai yaitu pemberian wahyu (nubuwwah), tempat tinggal dan kekuasaan di Mesir. Maka Allah memalingkan niat mereka untuk membunuh Yusuf, karena perkataan Rubail dan isyaratnya untuk membuangnya saja kedalam sumur.
b.      Qatadah berkata: Sumur itu adalah sumur Baitul Maqdis
c.       Lalu mereka mendatangi Ayahnya dan berkata: “Mengapa ayah tidak mempercayai kami, padahal kami hanya menginginkan kebaikan”. Kalimat ini hanya sebagai pancingan dan pengakuan, padahal mereka bertujuan sebaliknya.
d.      Kepergian Yusuf yang diajak bermain oleh kakaknya di padang pasir, dirasakan amat berat oleh Nabi Ya’kub.  Namun, ia juga merasakan kebakan yang besar, pertanda sifat-sifat kenabian, kesempurnaan akhlak.
e.       “Dan mereka sepakat membuangnya ke dasar sumur”. Hal ini menjadikan besarnya dosa mereka, sedangkan mereka mengambil Yusuf dari ayahnya dengan penuh hormat yang dapat melegakan dan menyenangkan hati ayahnya. Disebutkan bahwa Ya’kub melepaskan Yusuf bersama saudara-saudaranya, ia sempat memeluk, mencium dan mendo’akannya.
f.        As-Suddi dan yang lainnya mengatakan: Setelah mereka sudah jauh dari pandangan ayahnya, tak lama mereka menyakiti Yusuf  baik dengan omongan atau perbuatan yaitu mencaci maki atau memukul. Mereka membuang Yusuf ke sumur dengan mengikatnya dengan tali dan timba. Saat Yusuf minta tolong, mereka menjawab dengan tamparan dan makian. Ketika Yusuf ingin naik ke atas sumur, mereka pukul tangan Yusuf. Dan  sampai ditengah sumur, mereka potong talinya, sehingga ia jatuh dan tenggelam kedalam air. Lalu ia merangkak ke atas batu yang terdapat ditengah sumur (Raghufah) dan berdiri disana.
g.      Allah memberi wahyu untuk menghibur dan menguatkan Yusuf, bahwa kamu tidak perlu susah menghadapi masalah ini, karena kamu akan terlepas bebas dari semua ini dengan baik. Allah akan menolong dan mengangkat derajatmu. Dan kamu akan menceritakan kepada mereka apa yang menimpamu, sedang mereka tidak mengenalimu lagi.
h.      Saudaranya datang pada saat kegelapan malam sambil menangis dan memberitahu bahwa Yusuh dimakan srigala (kebohongan mereka terlintas ketika ayahnya khawatir Yusuf dimakan srigala sebelum Yusuf berangkat bersama saudara-saudaranya). Lalu Ya’kub berkata: “Aku akan bersabar dengan sebaik-baik kesabaran, sehingga Allah memberi jalan keluar dengan pertolongan dan  kelembutanNya”.
i.        Tentang istri Raja Mesir yang menggoda Nabi Yusuf dan bai Yusuf menolaknya. Hikmahnya ada dalam hadits dibawah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الإِمَامُ العَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي المَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ، أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ "
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Bundar berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepadaku Khubaib bin 'Abdurrahman dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis."(HR.Bukhari)[3]
Asbabun Nuzul:
Diriwayatkan Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas mengatakan: Mereka (Para Sahabat) berkata pada Rasul: Wahai Rasul, kami mohon engkau bercerita pada kami. Maka turunlah ayat ( نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ). Dia juga meriwayatkan dari Mush’ab b in Sa’ad dari ayahnya, ia berkata: “Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad....dst”. Nabi membacakan apa yang diwahyukan Allah sangat panjang dan lama. Mereka berkata: “Ya Rasul, sekiranya engkau bercerita saja”. Lalu Allah menurunkan Qs.Yusuf:1-2 dan membacakannya lama sekali. Mereka sangat berharap agar Nabi mau bercerita.
‘Aun bin Abdullah berkata: Setelah para sahabat merasa bosan, mereka berkata: “Turunkan pada kami suatu hadits”. Maka Allah menurunkan: اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ (Qs.az-Zumar:23). Lalu mereka bosan lagi, dan meminta Nabi untuk menurunkan yang lebih tinggi dari hadits, tapi dibawah al-Qur’an (maksud mereka adalah kisah-kisah).
Allah berfirman: “Wahai Muhammad, sebutkan dalam ceritamu tentang kisah Yusuf”.
Ketika mereka ingin hadits, maka Allah menunjukan sebaik-baiknya hadits. Dan ketika mereka ingin cerita, maka Allah menunjukan sebaik-baiknya cerita.





DAFTAR PUSTAKA
  • Abu Yahya Marwan bin Musa, Tafsir Hidayatul Insan, pdf
  •  Jalaluddin Abi Abdurrahman as-Suyuthi, Lubabun an-Nuqul  fi Asbabin Nuzul, Beirut: al-Mu-assasu al-Kutub al-Tsaqafiyah, 2002, cet.ke-1
  • ‘Umad al-Din Abi al-Fida’ Ismail bin Katsir al-Dimasyqi, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, Kairo: al-Faruq al-Haditsiyah, 2000
  • Umar Sulaiman al-Asyqor, Shahih al-Qashash, terjemahan dari: Kisah-kisah Shahih dalam al-Qur’an, oleh: Tim Pustaka ELBA




[1] Sunan Abi Daud, Kitab Shalat, Bab fi al-Istighfar
[2] Sunan Abu Daud, Kitab Adab, Bab  Ma Ja-a fi ar-Ru’yah,no. 5021
[3] Shahih Bukhari, Kitab Adzan, Bab Man Jalasa fil Masjidi Yantazhirish Shalati wa Fadhlul Masajid, no.660