Sabtu, 21 November 2015

FIKIH IBADAH
Untuk Diniyyah Awwaliyah
Oleh: Laila Mumtahanah[1]


OUTLINE
BAB I THAHARAH
A.  Membiasakan Hidup Bersih dan Suci
1.      Arti Bersih
2.      Arti Suci dan Thaharah
3.      Alat yang dapat Dipakai untuk Bersuci
4.      Membersihkan Hadats
5.      Menghilangkan Najis
Uji Kompetensi Dasar
B.  Berwudlu
1.      Arti Wudlu
2.      Syarat Sah Wudlu
3.      Fardlu Wudlu
4.      Sunnah Wudlu
5.      Cara Berwudlu yang Benar
Uji Kompetensi Dasar
C.  Mandi Janabat
1.      Arti Mandi Janabat
2.      Orang-orang yang wajib Mandi Janabat
3.      Cara Mandi Janabat
4.      Hal-hal yang Diharamkan bagi Orang Junub
Uji Kompetensi Dasar
D.  Adab-adab Ketika Bersuci
1.      Adab ketika Masuk Kamar Mandi
2.      Adab ketika Buang Air
3.      Adab Keluar Kamar Mandi
Uji Kompetensi Dasar
E.  Tayamum
1.      Arti Tayamum
2.      Orang-orang yang harus Tayamum
3.      Tata Cara Tayamum
Uji Kompetensi Dasar
F.   Istinja dan Istijmar
1.      Arti Istinja dan Istijmar
2.      Cara Beristinja
3.      Beberapa Syarat mengenai Benda-benda yang Digunakan untuk Istijmar
Uji Kompetensi Dasar
BAB I
THAHARAH

A.   Membiasakan Hidup Bersih dan Suci
  • Kompetensi Dasar: Memahami konsep hidup bersih dan suci serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
  • Materi Pokok:
Ø Hidup Bersih
Ø Suci badan, pakaian, dan tempat tidur
  •  Indikator Pencapaian Hasil Belajar:
Ø Menjelaskan pengertian bersih
Ø Menyebutkan manfaat hidup bersih
Ø Menyebutkan akibat tidak memelihara kebersihan
Ø Peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungan
Ø Menjelaskan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman
Ø Menunjukan perilaku yang mencerminkan hidup bersih
Ø Menjelaskan pengertian suci
Ø Mengemukakan alt-alat yang bisa dipakai untuk bersuci
Ø Menjelaskan pengertian hadats
Ø Menyebutkan macam-macam hadats beserta contohnya
Ø Mengemukakan cara membersihkan hadats besar dan kecil
Ø Menjelaskan pengertian najis
Ø Mengemukakan macam-macam najis dan cara untuk menghilangkan najis
Ø Menghafal hadits-hadits yang berkenaan dengan thaharah

1.      Arti Bersih
Bersih adalah terbebas dari kotoran yang ada dibadan atau lingkungan kita. Seperti: Tidak kotor, tidak berdebu, tidak belepotan lumpur, tidak tercampur keringat, tidak dekil, atau tidak lusuh.
Sebagai seorang Muslim, kita harus membiasakan diri untuk menjaga kebersihan. Karena menurut ajaran Islam, kebersihan itu sebagian dari Iman. Dan dengan menjaga kebersihan, Allah swt akan menyayangi kita Karena Allah menyukai orang-orang yang menjaga kebersihan.
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
    “Kesucian itu sebagian dari Iman” (HR.Muslim)
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
    “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (Qs.al-Baqarah:222)
    Kebersihan memiliki banyak manfaat bagi kita dan orang lain, diantaranya:
a)      Membuat tubuh kita menjadi segar
b)      Membuat lingkungan kita terasa nyaman
c)      Terhindar dari sumber penyakit
d)     Banyak orang yang nyaman berada di dekat kita
e)      Kita akan disayang Allah swt
Lawan dari bersih adalah kotor atau jorok. Allah sangat membenci orang yang hidup kotor, karena banyak sekali kerugian yang akan kita dapatkan seperti: Orang menjadi tidak ingin dekat dengan kita, badan terasa bau dan tidak nyaman, dan pastinya kita akan mudah sakit.           
2.      Arti Suci
Suci adalah Bebas dari hadats dan najis. Bersuci bahasa arabnya adalah Thaharah. Thaharah artinya membersihkan hadats dan menghilangkan najis.
Ketika akan shalat, kita harus membersihkan tubuh, pakaian, dan tempat shalat kita yang terkena berbagai benda najis dan hadats seperti: air kencing, kotoran manusia dan hewan, muntah, darah, najis anjing dan babi, serta bangkai.
Allah memerintahkan kita bersuci, karena Allah tidak menerima orang yang memiliki hadats dan najis ketika akan beribadah. Maka syarat sah beribadah adalah bersuci.
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ»
     “Kunci shalat itu adalah kesucian, yang mengharamkannya adalah takbir, dan yang menghalalkannya adalah salam” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

3.      Alat yang dapat Dipakai untuk Bersuci yaitu dengan air, tanah, dan batu
إنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ
    "Sesungguhnya air itu adalah alat untuk mensucikan, tak ada sesuatu pun yang menajiskannya". (HR.Abu Daud, Tirmidzi, dan an-Nasai)

طُهُورُ إنَاءِ أَحَدِكُمْ إذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ  أُخْرَاهُنَّ أَوْ أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ
    "Sucinya tempat air seseorang diantara kamu jika dijilat anjing ialah dengan dicuci tujuh kali, Yang terakhir atau yang pertama dicampur dengan debu tanah." (HR. Tirmidzi)

لَقَدْ نَهَانَا... أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ
     “ Rasul saw sungguh telah melarang kami…beristinja dengan batu yang kurang dari tiga buah” (HR.Muslim)


4.      Membersihkan Hadats
Hadats adalah sesuatu yang keluar dari qubul (anus) dan dubur (alat kelamin) manusia, sehingga dapat membatalkan wudlu dan tayamum. Hadats dibagi menjadi 2 macam:
a). Hadats Kecil seperti: kentut, kencing, buang air besar, dan keluar madzi (air yang keluar dari saluran kencing karena syahwat teransang).
إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ: أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا؟ فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنْ اَلْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
"Apabila seseorang di antara kamu merasakan sesuatu dalam perutnya kemudian dia ragu-ragu apakah dia mengeluarkan sesuatu (kentut) atau tidak maka janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid kecuali ia mendengar suara atau mencium baunya" (HR.Muslim)

كُنْتُ رَجُلاً مَذَّاءً فَأَمَرْتُ اَلْمِقْدَادَ بْنَ اَلْأَسْوَدِ أَنْ يَسْأَلَ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَسَأَلَهُ ؟ فَقَالَ: فِيهِ اَلْوُضُوءُ
Aku (Ali) adalah seorang laki-laki yang sering mengeluarkan madzi maka aku suruh Miqdad untuk menanyakan hal itu pada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan bertanyalah ia pada beliau Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab: "Dalam masalah itu wajib berwudlu" (HR.Bukhari dan Muslim)

b). Hadats Besar seperti: keluar darah haidl (darah wanita yang baligh) dan nifas (darah wanita yang melahirkan), jima’ (bersetubuh), dan ihtilam (mimpi berjima’).
كَانَ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَغْتَسِلُ مِنْ أَرْبَعٍ: مِنْ اَلْجَنَابَةِ وَيَوْمَ اَلْجُمُعَةِ وَمِنْ اَلْحِجَامَةِ وَمِنْ غُسْلِ اَلْمَيِّتِ  
     Nabi biasanya mandi karena empat hal: jinabat, hari Jum'at, berbekam dan memandikan mayit. (HR.Abu Daud)
إِذَا أَقْبَلَتْ حَيْضَتُكِ فَدَعِي الصَّلاَةَ، وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ الدَّمَ ثُمَّ صَلِّي
     Jika haidlmu datang, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika berhenti, maka bersihkanlah darahmu dengan mandi, lalu shalatlah. (HR.Bukhari)

Cara membersihkan Hadats Kecil adalah dengan berwudlu, sedangkan hadats Besar adalah dengan mandi. Namun, jika tidak ada air maka bisa diganti dengan tayamum.
لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
     Tidak diterima shalat bagi orang yang berhadats (kecil), hingga ia berwudlu” (HR.Bukhari)

5.      Menghilangkan Najis
Najis adalah kotoran yang tidak boleh terbawa shalat, baik najis itu terkena pada badan, pakaian, atau tempat shalat kita. Lawan dari najis adalah suci.
Najis itu seperti: air kencing, kotoran manusia dan hewan, muntah, darah haidl dan nifas, najis anjing dan babi, serta bangkai (hewan yang mati tanpa disembelih). Cara menghilangkan najis adalah dengan dicuci dengan air atau tanah.
يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ
"Bekas air kencing bayi perempuan harus dicuci dan bekas air kencing bayi laki-laki cukup diperciki dengan air." (HR. Abu daud dan an-Nasai)

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ - فِي دَمِ الْحَيْضِ يُصِيبُ الثَّوْبَ تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيه
 Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda tentang darah haid yang mengenai pakaian: "Engkau mesti menggosok kain itu (agar hilang darahnya), lalu mencucinya dengan air dan bilas,  kemudian sholatlah dengan pakaian itu." (HR.Bukhari dan Muslim)

"دباغ جلود الميتة طهورها"
     Menyamak (membersihkan dan mengolah sehingga bisa digunakan)kulit bangkai berarti menyucikannya. (HR.Ibnu Hibban)

مَا قُطِعَ مِنْ الْبَهِيمَةِ - وَهِيَ حَيَّةٌ - فَهُوَ مَيِّتٌ
    Organ tubuh yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka organ tubuh itu adalah bangkai."(HR.Abu Daud dan Tirmidzi)
إِذَا وَطِئَ أَحَدُكُمْ بِنَعْلِهِ الْأَذَى، فَإِنَّ التُّرَابَ لَهُ طَهُورٌ
    Jika salah seorang diantaramu menginjak kotoran dengan kedua sandalnya, maka tanah bisa dijadikan alat pembersih pada sandal itu. (HR.Abu Daud)

Uji Kompetensi
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.    Yang dimaksud dengan suci adalah…
a.       Bersih dari najis
b.      Bersih dari hadats
c.       Jawaban a dan b benar
d.      Semua jawaban salah
2.    Berikut ini termasuk benda-benda najis, kecuali…
a.       Kotoran manusia
b.      Seluruh anggota tubuh anjing
c.       Seluruh anggota tubuh babi
d.      Tanah yang terkena air hujan
3.    Cara menghilangkan hadats kecil adalah dengan…
a.       Mandi
b.      Wudlu
c.       Tidur
d.      Kumur-kumur
4.    Salah satu alat yang dapat dipakai untuk bersuci adalah…
a.       Kotoran kuda
b.      Kertas
c.       Daun
d.      air
5.    Manakah yang termasuk hadats kecil…
a.       darah haidl
b.      darah nifas
c.       jima’
d.      kentut

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikapmu!
No.
Pertanyaan
S
TS
1.
Kita boleh memakai baju kotor ketika akan shalat, asalkan suci


2.
Agar tubuh kita suci dari najis, hendaklah kita berwudlu


3.
Setelah kita buang air besar,kita boleh langsung menunaikan shalat


4.
Kita boleh menunaikan shalat dihalaman rumah, asalkan tempatnya suci


5.
Kita boleh bersuci dengan kotoran hewan



Catatan:
S= Setuju
TS= Tidak Setuju






B.  Berwudlu
  • Kompetensi Dasar: Memahami tata cara berwudlu dan dapat melaksanakannya dengan baik
  • Materi Pokok: Berwudlu
  • Indikator Pencapaian  Hasil Belajar:
Ø  Menjelaskan pengertian wudlu
Ø  Mengemukakan syarat sah wudlu
Ø  Mengemukakan fardlu wudlu
Ø  Mengemukakan sunnah wudlu
Ø  Mempraktekkan gerakan wudlu secara tertib
Ø  Melafalkan do’a setelah wudlu dengan fasih
Ø  Menghafal hadits-hadits yang berkenaan dengan wudlu
Ø  Menunjukan perilaku yang mencerminkan sikap cinta kebersihan dan kesucian

1.      Arti Wudlu
Wudlu adalah mencuci dan mengusap anggota badan yang ditentukan untuk menghilangkan hadats kecil.

2.      Syarat Sah Wudlu
Agar wudlu kita sah, kita harus memenuhi beberapa syarat wudlu yaitu: Beragama Islam, Tamyiz (mencapai usia baligh), tidak boleh ada benda yang dapat menghalangi sampainya air ke kulit (seperti: lilin, cat, getah, kutek, tato, dan lain-lain), menggunakan air yang suci dan mensucikan, dan melakukan wudlu dengan berurutan.

3.      Fardlu Wudlu adalah anggota wudlu yang wajib dicuci dan diusap. Dan anggota wudlu itu ada 4:
a). Mencuci muka
b). Mencuci tangan sampai sikut
c). Mengusap kepala
d). Mencuci kaki sampai mata kaki
إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki (QS.al-Maidah:6)

4.      Sunnah Wudlu
Adalah anggota wudlu yang dianjurkan untuk dicuci/diusap, tapi tidak wajib. Karena jika melaksanakannya akan mendapat pahala dan jika meninggalkannya tidak akan disiksa. Sunnah-sunnah dalam wudlu yaitu:
a.       Membaca basmalah
b.      Mendahulukan anggota tubuh yang kanan
c.       Mencuci telapak tangan sampai pergelangan tangan
d.      Menyelat-nyelati jari tangan dan kaki
e.       Berkumur-kumur
f.       Menghirup air ke hidung
g.      Menyelat-nyelati jenggot
h.      Mengulang setiap gerakan wudlu 3 kali
i.        Menggosok gigi
j.        Membasuh kedua telinga
k.      Membaca do’a setelah wudlu

Mari Menghafal:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ
"Seandainya tidak memberatkan atas umatku niscaya aku perintahkan mereka bersiwak (menggosok gigi dengan kayu aurok) pada setiap kali wudlu." (HR.Malik, Ahmad, dan an-Nasai)

أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Bahwasanya Utsman meminta air wudlu. Ia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali (HR.Bukhari dan Muslim)

وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَاحِدَةً
            Beliau mengusap kepalanya satu kali (HR.Abu Daud, Tirmidzi, dan an-Nasai)

ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ وَأَدْخَلَ إصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِي أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ ظَاهِرَ أُذُنَيْهِ
Kemudian beliau mengusap kepalanya dan memasukkan kedua jari telunjuknya ke dalam kedua telinganya dan mengusap bagian luar kedua telinganya dengan ibu jarinya. (HR.Abu daud dan an-Nasai)

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُخَلِّلُ لِحْيَتَهُ فِي الْوُضُوءِ
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyela-nyelai jenggotnya dalam berwudlu.( HR.Tirmidzi)

إِذَا تَوَضَّأْتُمْ فابدأوا بِمَيَامِنِكُمْ
"Apabila kamu sekalian berwudlu maka mulailah dengan bagian-bagian anggotamu yang kanan"(HR. Imam Empat)

لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اِسْمَ اَللَّهِ عَلَيْهِ
"Tidaklah sah wudlu seseorang yang tidak menyebut nama Allah." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

ثُمَّ أَدْخَلَ صلى الله عليه وسلم يَدَهُ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدَةٍ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثًا
Kemudian beliau memasukkan tangannya lalu berkumur dan menghisap air melalui hidung satu tangan. (HR.Bukhari dan Muslim)

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ اَلْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ اَلْجَنَّةِ
"Tiada seorang pun di antara kamu yang berwudlu, lalu isbagh wudlunya (melebihkan dalam mencuci dari batas anggota wudlu) kemudian berdo'a (setelah wudlu): Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hambaNya dan utusanNya-kecuali telah dibukakan baginya pintu syurga yang delapan ia dapat masuk melalui pintu manapun yang ia kehendaki." (HR.Muslim)

إِذَا تَوَضَّأْتَ فَخَلِّلْ بَيْنَ أَصَابِعِ يَدَيْكَ وَرِجْلَيْكَ
            Jika kamu bewudlu, maka selat-selatilah jari tangan dan kakimu. (HR.al-Mustadrak ash-Shahihain, Tirmidzi dan Ahmad)

ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ
Kemudian (Utsman) membasuh wajahnya tiga kali. Lalu membasuh tangan kanannya hingga siku-siku tiga kali dan tangan kirinya pun begitu pula. Kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kaki kanannya hingga kedua mata kaki tiga kali dan kaki kirinya pun begitu pula.(HR.Bukhari dan Muslim)

5.      Langkah-langkah dan Cara Berwudlu yang Benar
a). Baca bismillah sambil cuci kedua telapak tangan dan menyelat-nyelatinya 3x
b). Kumur-kumur sambil masukkan air ke hidung dan mengeluarkannya lagi dalam satu cidukan tangan 3x
c).  Basuh muka sampai ujung rambut atas dan depan telinga 3x
d).Cuci tangan kanan sampai sikut 3x, begitu juga tangan kiri
e). Usap kepala: dari bagian depandengan kedua telapak tangan, lalu tarik ke belakang hingga tengkuk, kemudian tarik lagi ke depan 1x
f). Dihubungkan dengan Usap kedua telinga dengan cara: masukkan kedua telunjuk kedalam dua telinga dan usapkan kedua ibu jari pada bagian luar telinga dengan cara menariknya keatas 1x
mencuci kaki sampai mata kaki 1x
g). Membaca do’a setelah wudlu yaitu:
"أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ"

Mari Menghafal:
أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ : رَأَيْت رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا
Bahwa Utsman meminta air wudlu. Ia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan menghisap air dengan hidung dan menghembuskannya keluar kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Lalu membasuh tangan kanannya hingga siku-siku tiga kali dan tangan kirinya pun begitu pula. Kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kaki kanannya hingga kedua mata kaki tiga kali dan kaki kirinya pun begitu pula. Kemudian ia berkata: Saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudlu seperti wudlu-ku ini. (HR.Bukhari dan Muslim)

Uji Kompetensi
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.    Jumlah rukun/fardlu wudlu ada…
a.       4           b.5       c.6       d.7
2.    Membasuh kedua telapak tangan adalah termasuk…wudlu.
a.       Sunnah             b.fardlu           c.syarat sah      d.syarat wajib
3.    Wudlu bertujuan untuk membersihkan hadats…
a.besar        b. kecil             c. sedang         d. biasa
4.    Mengusap kedua telinga adalah termasuk… wudlu.
a.       Sunnah             b.fardlu           c.syarat sah      d.syarat wajib
5.    Menggunakan air suci dan mensucikan termasuk… wudlu.
a.       Sunnah             b.fardlu           c.syarat sah      d.membatalkan wudlu

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikapmu!
No.
Pertanyaan
S
TS
1.
Kita boleh bewudlu didalam kamar mandisetelah buang air kecil


2.
Berwudlu hanya untuk membersihkan hadats karena kencing dan buang air besar saja


3.
Wudlu kita jadi bata, jika kulit kita bersentuhan dengan baju teman lawan jenis kita


4.
Kita sebaiknya berwudlu dengan mengusap setiap anggota wudlu sebanyak 3x


5.
Berbicara ketika sedang wudlu dapat membatalkan wudlu



Catatan:
S= Setuju
TS= Tidak Setuju

















C.  Mandi Janabat
·      Kompetensi Dasar: Mengetahui cara membersihkan hadats besar dengan mandi
·      Materi Pokok: Mandi janabat
·      Indikator Pencapaian Hasil Belajar:
Ø  Memahami arti mandi janabat
Ø  mengetahui orang-orang yang wajib mandi
Ø  mempraktekkan cara mandi janabat dengan memisahkan tempat praktek laki-laki dan perempuan

1.      Arti Mandi Janabat
Mandi janabat adalah membersihkan seluruh tubuh dengan air untuk menghilangkan hadats besar.
وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا
     Jika kalian junub, maka hendaklah bersuci (mandi). (QS.al-Maidah:6)

2.      Orang-orang yang wajib Mandi Janabat
Orang yang wajib mandi untuk menghilangkan hadats besar disebut “Orang Junub”, sedangkan mandinya adalah “Mandi Janabat”. Dan orang-orang yang wajib mandi Janabat adalah:
a). Orang yang haidl dan nifas
فَإِذَا أَقْبَلَتْ حَيْضَتُكِ فَدَعِي الصَّلاَةَ، وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ الدَّمَ ثُمَّ صَلِّي
     Jika haidlmu datang, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika berhenti, maka bersihkanlah darahmu dengan mandi, lalu shalatlah. (HR.Bukhari)

            b). Orang yang berjima’, karena: keluar mani dan bertemunya 2 kemaluan
اَلْمَاءُ مِنْ اَلْمَاءِ
     (Wajibnya) mandi itu karena keluar( air mani’) (HR.Muslim)

إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا اَلْأَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ اَلْغُسْلُ
:   "Apabila seorang laki-laki duduk di antara empat bagian (tubuh) wanita lalu mencampurinya maka ia telah wajib mandi”. (HR.Bukhari dan Muslim)
            c).Orang yang ihtilam (bermimpi jima’)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الْمَرْأَةِ تَرَى فِى مَنَامِهَا مَايَرَى الرَّجُلُ - قَالَ : ( تَغْتَسِلُ )
     Rasulallah Saw bersabda tentang perempuan yang bermimpi sebagaimana yang dimimpikan oleh laki-laki, maka sabdanya, "Ia wajib mandi."(HR.Bukhari dan Muslim)
            d). orang yang akan shalat jum’at
مَنْ تَوَضَّأَ يَوْمَ اَلْجُمُعَةِ فَبِهَا وَنِعْمَتْ وَمَنْ اِغْتَسَلَ فَالْغُسْلُ أَفْضَلُ
Barangsiapa yang berwudlu pada hari Jum'at berarti telah menjalankan sunnah dan sudah baik dan barangsiapa yang mandi maka itu lebih utama." (HR.Imam yang lima)

3.      Cara Mandi Janabat  (melakukan mandi janabat sama seperti berwudlu yaitu harus berurutan):
a)    Mencuci kedua tangan
b)   Mencuci kemaluan
c)    Membersihkan najis
d)   Berwudlu tanpa mencuci kaki
e)    Menyelat-nyelati rambut dengan jari tangan yang basah
f)    Menyiram kepala
g)   Membasahi seluruh badan
h)   Mencuci kaki

Mari Menghafal:
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا اِغْتَسَلَ مِنْ اَلْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ ثُمَّ يَأْخُذُ اَلْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ اَلشَّعْرِ ثُمَّ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ
Biasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam jika mandi karena jinabat akan mulai dengan membersihkan kedua tangannya kemudian menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri lalu mencuci kemaluannya kemudian berwudlu lalu mengambil air kemudian memasukkan jari-jarinya ke pangkal-pangkal rambut lalu menyiram kepalanya tiga genggam air kemudian mengguyur seluruh tubuhnya dan mencuci kedua kakinya.(HR.Bukhari dan Muslim)

4.      Hal-hal yang diharamkan bagi Orang Junub:
a). Shalat
لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ
            Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci (HR.Muslim)
b). Thawaf
الطَّوَافُ حَوْلَ البَيْتِ مِثْلُ الصَّلَاةِ
            Thawaf disekitar baitullah (ka’bah) adalah seperti shalat
c). Berdiam diri didalam masjid
إِنِّي لَا أُحِلُّ اَلْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلَا جُنُبٌ
     "Sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid bagi orang yang sedang haid dan junub." (HR.Abu Daud)

Uji Kompetensi
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.    Berikut ini yang merupakan sesuatu yang diharamkan bagi orang junub, kecuali….
a.       Shalat   b. thawaf         c. berdiam diri didalam masjid           d. melafalkan ayat qur’an
2.    Dalil yang berbunyi فَإِذَا أَقْبَلَتْ حَيْضَتُكِ فَدَعِي الصَّلاَةَ adalah wajib mandi bagi orang yang…
a.       Ihtilam              b. haidl            c.shalat jum’at             d.jima’
3.    Orang yang wajib mandi untuk menghilangkan hadats besar disebut…
a.       Orang yang junub
b.      Orang yang berhadats kecil
c.       Orang yang bau
d.      Orang yang lusuh
4.    Cara terakhir mandi Janabat adalah…
a.       Menyiram kepala
b.      Menyelat-nyelati rambut
c.       Mencuci kaki
d.      Berwudlu’
5.    “Mencuci kaki” adalah cara terakhir mandi janabat dalilnya adalah…
a.       ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ
b.      فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ
c.       فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ
d.      ثُمَّ يَتَوَضَّأُ
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikapmu!
No.
Pertanyaan
S
TS
1.
Mani adalah air yang keluar dari saluran kencing karena junub


2.
Madzi adalah air yang keluar dari saluran kencing karena syahwat terangsang


3.
Darah haidl adalah darah wanita yang telah baligh


4.
Orang junub tidak boleh membaca Qur’an


5.
Orang yang junub boleh melewat masjid, tanpa duduk berlama-lama didalam masjid



Catatan:
S= Setuju
TS= Tidak Setuju
























D.  Adab-adab ketika Bersuci
·      Kompetensi Dasar:Memahami adab-adab ketika bersuci dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari
·      Materi Pokok: Adab bersuci
·      Indikator Pencapaian Hasil Belajar:
Ø  Mengetahui adab ketika masuk kamar mandi
Ø  Mengetahui adab ketika Buang Air
Ø  Mengetahui adab keluar kamar mandi
Ø  Mempraktekkan adab-adab masuk kamar mandi

Hal-hal yang mesti diperhatikan ketika bersuci:
1.      Adab-adab ketika Masuk Kamar Mandi:
a.       Mendahulukan kaki kiri
b.      Membaca do’a masuk kamar mandi

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ اَلْخَلَاءَ قَالَ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila masuk wc beliau berdo'a: "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hal-hal yang keji dan kotor." (HR.Imam yang Tujuh)
2.      Adab ketika Buang Air:
a.       Tidak boleh berbicara

إِذَا تَغَوَّطَ اَلرَّجُلَانِ فَلْيَتَوَارَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَنْ صَاحِبِهِ وَلَا يَتَحَدَّثَا. فَإِنَّ اَللَّهَ يَمْقُتُ عَلَى ذَلِكَ
"Apabila dua orang buang air besar maka hendaknya masing-masing bersembunyi dan tidak saling berbicara sebab Allah mengutuk perbuatan yang sedemikian."(HR.Ahmad)
b.      Tidak boleh mencuci kemaluan dengan tangan kanan
                                                                  
لَا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ وَلَا يَتَمَسَّحْ مِنْ اَلْخَلَاءِ بِيَمِينِهِ
Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan ketika sedang kencing jangan membersihkan bekas kotorannya dengan tangan kanan (HR. Bukhari dan Muslim)
c.       Tidak boleh menghadap kiblat atau membelakangi kiblat ketika buang air ditempat terbuka
لَقَدْ نَهَانَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم "أَنْ نَسْتَقْبِلَ اَلْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam benar-benar telah melarang kami menghadap kiblat pada saat buang air besar atau kecil (HR.Muslim)
d.      Buat penutup/menutup diri ketika buang air jika ditempat terbuka, agar tidak terlihat orang

مَنْ أَتَى اَلْغَائِطَ فَلْيَسْتَتِرْ
"Barangsiapa yang hendak buang air hendaklah ia membuat penutup." (HR. Abu Dawud)
e.       Harus membersihkan bekas tempat kencing dan kemaluan

اِسْتَنْزِهُوا مِنْ اَلْبَوْلِ فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْهُ
"Bersihkanlah dirimu dari air kencing karena kebanyakan siksa kubur itu berasal darinya."(HR. Daruquthni)
f.       Tidak boleh berdiri ketika buang air besar
عَلَّمْنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي اَلْخَلَاءِ: " أَنَّ نَقْعُدَ عَلَى اَلْيُسْرَى وَنَنْصِبَ اَلْيُمْنَى"
Rasulullah mengajari kami tentang cara buang air besar yaitu agar kami duduk di atas kaki kiri dan merentangkan kaki kanan.(HR.Baihaqi)
g.      Mengurut kemaluan ketika selesai buang air kecil
إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلْيَنْثُرْ ذَكَرَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ                  
"Apabila seseorang di antara kamu telah selesai buang air kecil maka hendaknya ia mengurut kemaluannya tiga kali."(HR.Ibnu Majah)
h.      Tempat-tempat yang dilarang untuk buang air
اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ وَالظِّلِّ
"Peliharalah dirimu terhadap tiga macam tempat buang air yang dilaknat, yaitu: Buang air besar di sumber-sumber air, di tengah jalan dan di tempat orang bernaung atau berteduh. " (HR.Abu Daud)
i.        Harus menyendiri di tempat sunyi
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا ذَهَبَ الْمَذْهَبَ أَبْعَدَ
bahwa Nabi SA W apabila pergi ke tempat buang air, beliau pergi jauh-jauh. (HR.Abu Daud)
j.        Boleh buang air kecil sambil berdiri
أتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُبَاطَةَ قَوْمٍ فَبَالَ قَائِمًا
"Rasulullah SAW pernah mendatangi kompos (tempat pembuangan sampah) suatu kaum, lalu beliau SAW buang air kecil dalam keadaan berdiri. (HR.Abu Daud)
k.      Tidak boleh menyebut nama Allah didalam kamar mandi
عَنْ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ أَوْ قَالَ عَلَى طَهَارَةٍ
Dari Muhajir bin Qunfudz, bahwa dia pernah mendatangi Nabi SAW, ketika beliau SAW sedang buang air kecil. Lain dia memberi salam kepadanya, namun beliau SAW tidak menjawabnya, sehingga selesai berwudhu, kemudian beliau SAW minta maaf, seraya bersabda, "Sesungguhnya saya tidak suka menyebut nama Allah 'Azza wajalla, kecuali dalam keadaan suci". (HR.Abu Daud)
l.        Tidak buang air di air yang tergenang
أَنَّهُ نَهَى أَنْ يُبَالَ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kencing di air tergenang (HR.Muslim)
3.      Adab ketika keluar Kamar Mandi:
a.       Mendahulukan kaki kanan
b.      Membaca do’a keluar kamar mandi:
أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ اَلْغَائِطِ قَالَ: "غُفْرَانَكَ"
bahwa Nabi jika telah keluar dari buang air besar beliau berdo'a: "Aku mohon ampunan-Mu."(HR.Imam yang lima)


Uji Kompetensi
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikapmu!

No.
Pertanyaan
S
TS
1.
Membaca Qur’an didalam kamar mandi


2.
Buang air kecil di air yang tergenang


3.
Menghadap kiblat atau membelakangi kiblat di dalam wc ketika buang air


4.
Mengucap salam ketika masuk wc


5.
Membersihkan kamar mandi agar tidak bau


6.
Berlama-lama didalam wc


7.
Saling mengobrol dengan teman di wc sebelah



Catatan:
S= Setuju
TS= Tidak Setuju


















E.  Tayamum
  • Kompetensi Dasar: Memahami tata cara tayamum dan dapat mempraktekkannya dengan baik
  • Materi Pokok: Tayamum
  • Indikator Pencapaian Hasil Belajar:
Ø  Memahami pengertian tayamum
Ø  Mengetahui orang-orang yang harus tayamum
Ø  Mengetahui dan mempraktekkan tata cara tayamum


1.      Arti Tayamum
Tayamum adalah menyapu muka dan dua telapak tangan sampai pergelangan tangan sebanyak 2x, dengan tanah atau debu yang bersih untuk menghilangkan hadats besar dan hadats kecil.
Tayamum itu pengganti wudlu dan mandi janabat, jika tidak mendapatkan air. Maka, alat bersuci tayamum adalah tanah atau debu. Tayamum merupakan keringanan (rukhshah) dalam bersuci untuk memudahkan manusia dalam beribadah kepada Allah swt, karena ada kesulitan, seperti tidak adanya air. Maka untuk menghilangkan kesulitan itu dengan bertayamum.
Nabi saw diberi 5 hal yang tidak diberikan pada yang lainnya sebelum beliau, yaitu: salah satu 5 hal itu adalah:
وَجُعِلَتْ لِي اَلْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ أَدْرَكَتْهُ اَلصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ
Tanah dijadikan untukku sebagai tempat sujud (masjid) dan alat bersuci maka siapapun menemui waktu shalat hendaklah ia segera shalat (HR.Bukhari dan Muslim)

2.      Orang-orang yang harus Tayamum
Tayamum dilakukan oleh:
a.       Orang yang sakit (yang tidak boleh terkena air)

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا فِي قَوْلِهِ تَعَالَى وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ قَالَ: إِذَا كَانَتْ بِالرَّجُلِ اَلْجِرَاحَةُ فِي سَبِيلِ اَللَّهِ وَالْقُرُوحُ فَيُجْنِبُ فَيَخَافُ أَنْ يَمُوتَ إِنْ اِغْتَسَلَ: تَيَمَّمَ
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu tentang firman Allah (Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan) beliau mengatakan: “Apabila seseorang mengalami luka-luka di jalan Allah atau terserang penyakit kudis lalu ia junub tetapi dia takut akan mati jika dia mandi maka bolehlah baginya bertayammum.” (HR.Daruquthni)
b.      Orang yang dalam perjalanan

خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتْ اَلصَّلَاةَ –وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ- فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا فَصَلَّيَا
Ada dua orang laki-laki keluar bepergian lalu datanglah waktu shalat sedangkan mereka tidak mempunyai air maka mereka bertayamum dengan tanah suci dan menunaikan shalat.(HR.Abu Daud dan an-Nasa-i)
c.       Orang yang tidak mendapat air

اَلصَّعِيدُ وُضُوءُ اَلْمُسْلِمِ وَإِنْ لَمْ يَجِدِ اَلْمَاءَ عَشْرَ سِنِينَ فَإِذَا وَجَدَ اَلْمَاءَ فَلْيَتَّقِ اَللَّهَ وَلْيُمِسَّهُ بَشَرَتَهُ
“Tanah itu merupakan alat berwudlu bagi orang Islam meskipun ia tidak menjumpai air hingga sepuluh tahun. Maka jika ia telah mendapatkan air hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan menggunakan air itu untuk mengusap kulitnya.”(HR.al-Bazzar)

3.      Tata Cara Tayamum
a.       Mengucapkan bismillah
b.      Memukul tanah atau debu dengan kedua telapak tangan 1x pukulan
c.       Meniup atau saling menepakkan kedua telapak tangan
d.      Menyapu muka dan kedua telapak tangan 1x
ثُمَّ ضَرَبَ بِيَدَيْهِ اَلْأَرْضَ ضَرْبَةً وَاحِدَةً ثُمَّ مَسَحَ اَلشِّمَالَ عَلَى اَلْيَمِينِ وَظَاهِرَ كَفَّيْهِ وَوَجْهَهُ
Lalu beliau menepuk tanah sekali kemudian mengusapkan tangan kirinya atas tangan kanannya punggung kedua telapak tangan dan wajahnya (HR.Bukhari dan Muslim)

Uji Kompetensi
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.    Salah satu sebab seseorang boleh tayamum…
a.       Karena sakit                      c. karena airnya dingin
b.      Karena airnya mahal         d. karena malas berwudlu
2.    Rukhshah artinya…
a.       Keringanan    b. kemudahan     c. kesungguhan    d. keikhlasan

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikapmu!

No.
Pertanyaan
S
TS
1.
Bertayamum dengan selain tanah


2.
Seseorang yang luka telapak tangannya dan dibalut kain, maka ia bertayamum dengan mengusap atas pembalut luka itu


3.
Orang yang bertayamum karena tidak ada air, lalu shalat. Tapi kemudian mendapatkan air, maka harus mengulangi shalat dengan wudlu pada air itu


4.
Bertayamum untuk 1kali shalat saja


5.
Bertayamum sebagai pengganti mandi dengan cara mengguling-gulingkan badan


6.
Bertayamum karena tidak ada air bersih



Catatan:
S= Setuju
TS= Tidak Setuju











F.   Istinja dan Istijmar
·      Kompetensi Dasar: Memahami cara beristinja dan mempraktekkannya dengan baik
·      Materi Pokok: Istinja dan Istijmar
·      Indikator Pencapaian Hasil Belajar:
Ø Memahami arti istinja dan istijmar
Ø Mengetahui dan mempraktekkan cara dan syarat beristinja dan istijmar
Ø Mengetahui beberapa syarat benda lain untuk istijmar

1.      Arti Istinja dan Istijmar
Istinja adalah membersihkan sisa kotoran setelah buang hajat karena kencing atau buang air besar, alias cebok. Alat yang digunakan beristinja adalah dengan air atau batu minimal 3 buah. Namun lebih baik beristinja dengan air.
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا خَرَجَ لِحَاجَتِهِ أَجِىءُ أَنَا وَغُلاَمٌ مَعَنَا إِدَاوَةٌ مِنْ مَاءٍ . يَعْنِى يَسْتَنْجِى بِهِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk buang hajat, aku dan anak sebaya denganku datang membawa seember air, lalu beliau beristinja’ dengannya.” (HR.Bukhari dan Muslim)
لَقَدْ نَهَانَا... أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ
     “ Rasul saw sungguh telah melarang kami…beristinja dengan batu yang kurang dari tiga buah” (HR.Muslim)

 Sedangkan Istijmar adalah membersihkan sisa kotoran dengan menggunakan batu atau benda lain selain air, yaitu tiga buah batu yang berbeda yang digunakan untuk membersihkan bekas-bekas yang menempel saat buang air. Perkataan istijmar berasal dari kata “al-jamarat”  yang berarti “bebatuan”. Istijmar dilakukan jika tidak ada air atau dalam keadaan mendesak tidak sempat/tidak ada waktu menggunakan air, maka bisa diganti dengan batu atau sejenisnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَجْمِرْ وِتْرًا
"Apabila salah seorang dari kamu beristinja dengan batu maka hendaknya melakukan dengan jumlah ganjil”(HR.Muslim)
إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَجْمِرْ ثَلاَثاً
Jika salah seorang di antara kalian ingin beristijmar (istinja’ dengan batu), maka gunakanlah tiga batu.” (HR.Ahmad)
2.      Cara Istinja dan Istijmar
a.      Cara Istinja dengan Air:
1.      Mulai dengan mengambil air dengan tangan kiri
2.      Mencuci kemaluan, yaitu pada lubang tempat keluarnya air kencing atau seluruh kemaluan bila sehabis keluar madzi.
3.      Kemudian mencuci dubur dan disirami dengan air dengan mengosok-gosoknya dengan tangan kiri.

b.      Cara dan Syarat Istinja dengan Selain Air/Istijmar
1)      Menggunakan minimal tiga batu
2)      Harus dengan minimal 3 usapan
3)      Qubul dan Dubur, yaitu najis yang keluar dari salah satunya
4)      Masih dalam keadaan belum kering serta tidak melebar ke tempat lain.
5)      Tidak tercampur dengan najis yang lainya
6)      Tidak boleh istijmar dengan menggunakan satu batu besar lalu mengusap najis pada ketiga sisi batu tersebut.
7)      Wajib untuk mengganjilkan jumlah batu yang dipakai istijmar. Jika najisnya sudah hilang hanya dengan 4 batu, maka wajib untuk menambah batu kelima, dan demikian seterusnya.
8)      Tidak boleh melebihi batas qubul dan dubur
9)      Cara paling afdhal untuk melakukan istinja’ dengan menggunakan batu atau se­jenis­nya dari kemaluan laki-laki atau perempuan, begitu pula anus. Caranya: Pertama, memulai pengusap­an dari arah kanan lalu diteruskan dengan arah berputar ke arah kiri. Kedua, dimulai dari kiri diterus­kan ke arah kanan juga dengan cara berputar, dan Ketiga, dengan mengusapnya dari arah bawah ke atas melibatkan dua sisi tersebut sekaligus.

3.      Beberapa Syarat mengenai Benda-benda yang Digunakan untuk Istijmar
    Benda yang bisa digunakan untuk Istijmar selain batu adalah :
1.    Benda yang bisa membersihkan bekas najis.
2.    Benda yang tidak kasar seperti: batu bata. Dan juga tidak licin seperti: batu akik.
3.    Tidak boleh dengan benda yang bernilai atau terhormat seperti emas, perak atau permata, termasuk tidak boleh menggunakan sutera atau bahan pakaian tertentu, karena tindakan itu merupakan pemborosan.
4.    Tidak boleh benda yang bisa mengotori seperti arang, abu, debu atau pasir.
5.    Benda yang tidak melukai manusia seperti potongan kaca beling, kawat, logam yang tajam, paku.
6.    Benda cair lainnya selain air seperti air mawar atau cuka.
7.    Benda yang suci (tidak boleh menggunakan tahi/kotoran binatang).
8.    Tidak boleh menggunakan tulang, makanan atau roti, kerena merupakan penghinaan.
9.    Kertas tissue
      Namun sebaiknya gunakan juga air, agar istinja` itu menjadi sempurna dan bersih.
Uji Kompetensi
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1.    Istilah lain untuk istinja adalah…
a.       Menyiram air      b. cebok    c. menghilangkan najis    d. membersihkan hadats
2.    Istinja dilakukan karena untuk membersihkan…
a.       Hadats   b. junub  c. darah   d. kencing dan buang air besar
3.    Berapa buah batu yang digunakan untuk istinja...
a.       1    b.  maximal 3    c. minimal 1   d. minimal 3
4.    Asal kata istijmar adalah…
a.       Al-hajar   b. al-jamarat   c. al-khasybu  d.al-kharqu
5.    Benda-benda yang dapat digunakan untuk istijmar, kecuali…
a.       Tulang dan kotoran hewan
b.      Kertas
c.       Daun
d.      Tissue

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikapmu!

No.
Pertanyaan
S
TS
1.
Beristinja pada kotoran yang jatuh melebar kemana-mana


2.
Membersihkan sisa kotoran buang hajat dengan tissue karena tidak ingin kotor tangannya


3.
Istijmar dengan kotoran hewan karena tidak ada benda lain lagi



Catatan:
S= Setuju
TS= Tidak Setuju
































DAFTAR PUSTAKA

Ahmad sarwat, Fiqih Thaharah,cet ke-1, DU Center Press, 2010.

Dewan Hisbah PP. Persis, Risalah Shalat, cet ke-1, Bandung: Persis Press, 2011.

H.A. Hamid Chidhir, Fikih Ibadah untuk Diniyyah Takmiliyah Awwaliyah (Kelas 1): Berdasarkan Kurikulum 2007,PT.Listafariska Putra, t.th.

Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram min Adillati al-Ahkam, cet ke-1, Beirut: Dar Ihya’ al-‘Ulum, 1991

Nashruddin Syarief, Mengenal Kitab Bulughul Maram,pdf.

Perla, Aku Bisa Wudhu dan Shalat, cet ke-I, Bandung: Mizan, 2005.

Umad Ali Jum’ah, al-Mulakh-khashat al-Fiqhiyyah al-Muyassarah,cet ke-2, Riyadh:Fahrasah Maktabah al-Mulk Fahd al-Wathaniyyah  Atsna an-Nasy, 2004.  



[1] Mahasiswi Tafsir Hadits Semester 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar