KAJIAN KITAB AN-NASA-I
DALAM KITAB TUHFATUL AHWADZI
(SYARAH KITAB AN-NASA-I)
Kitab Isyratin Nisa’ (Kitab Berinteraksi dengan Wanita)[1]
Oleh: Laila Mumtahanah[2]
1.
Bab Mencintai Wanita (Hubbun Nisa’)
-3949حَدَّثَنِي الشَّيْخُ الْإِمَامُ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ
النَّسَائِيُّ قَالَ أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْقُوْمَسِيُّ قَالَ
حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَلَّامٌ أَبُو الْمُنْذِرِ
عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا النِّسَاءُ وَالطِّيبُ وَجُعِلَ
قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
Telah
mengabarkan kepada kami Syekh Imam Abu Abdur Rahman An Nasai telah mengabarkan
kepada kami Al Husain
bin Isa Al Qumasi
telah menceritakan kepada kami 'Affan bin Muslim telah menceritakan kepada kami Sallam Abu Al Mundzir dari Tsabit dari Anas, dia berkata; "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Dijadikan kesenanganku dari dunia ada pada
wanita dan minyak wangi, dan dijadikan penyejuk hatiku ada dalam shalat." (HR.an-Nasa-i)
Penjelasan Hadits: Menurut
as-Sindi
a.
Hadits ini merupakan suatu tambahan tentang ujian dan tugas bagi
Nabi sebagai penyampai risalah. Maka, Nabi dihibur dengan hadits ini yaitu “Allah
menjadikan kesenangan bagiku didunia berupa seorang wanita dan
minyak wangi”. Karena menjadi seorang penyampai risalah itu paling banyak
kesulitannya dan paling besar pahalanya.
b.
Nabi Menyukai “minyak wangi” ketika bermunajat dengan Allah, sebab
para Malaikat pun menyukai minyak wangi juga..
c.
Meskipun wanita dan minyak wangi adalah bagian yang disukai Nabi,
namun Nabi tetap khusyu’ bermunajat dengan Allah (tidak berpaling).
d.
Selain wanita dan minyak wangi, Beliau juga menyukai kuda. Seperti
haditsnya berikut:
-3951أَخْبَرَنَا
أَحْمَدُ بْنُ حَفْصِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ
حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَمْ يَكُنْ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ النِّسَاءِ مِنْ
الْخَيْلِ
Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Hafsh bin Abdullah telah menceritakan kepadaku ayahku telah menceritakan kepadaku Ibarahim bin Thahman dari Sa'id bin Abi 'Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik, dia berkata; "Tidak ada sesuatu yang lebih
disukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam setelah para isteri daripada
kuda.
2.
Bab Condongnya Seorang Laki-laki kepada Sebagian Istrinya dan
Menelantarkan Istri yang Lainnya
-3952أَخْبَرَنَا
عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ حَدَّثَنَا
هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ النَّضْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ بَشِيرِ بْنِ نَهِيكٍ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
مَنْ كَانَ لَهُ امْرَأَتَانِ يَمِيلُ لِإِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى جَاءَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَدُ شِقَّيْهِ مَائِلٌ
Telah
mengabarkan kepada kami ‘Amru bin Ali
telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman
telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari An Nadhr bin Anas dari Basyir bin Nahik dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau
bersabda: “Barang siapa yang memiliki dua orang isteri dan dia lebih condong
kepada salah seorang di antara mereka maka dia akan datang pada Hari Kiamat
dalam keadaan salah satu sisinya miring.”
Penjelasan hadits: Menurut
as-Sindi:
a.
Dzahir hadits ini hukumnya tidak dibatasi pada 2 perempuan, lafadz
“dua orang istri” adalah batas terendah bagi orang yang punya istri dua, dan
berlaku juga bagi laki-laki yang mempunyai istri tiga atau empat.
b.
Kata Yamilu disini adalah dalam hal perbuatan bukan “hati”.
Dimana Suami condong terhadap suatu perbuatan yang dilarang, maka ia akan
datang pada hari kiamat dengan salah satu ujungnya tidak rata, tetapi salah
satu dari kedua ujung tersebut. Seperti memilih timbangan. Dan sebagaimana ia
ketika didunia, tidak rata dalam
memandang kepada dua istrinya bahkan Ia memilih salah satu istrinya.
c.
Nabi tidak mungkin mampu dapat adil dalam maasalah cinta terhadap
istri-istrinya, namun Beliau tetap harus adil dalam masalah sikapnya. Saking
pentingnya masalah sikap adil ini, sampai-sampai Nabi berdo’a. haditsnya:
أَخْبَرَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ قَالَ
أَنْبَأَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ بَيْنَ نِسَائِهِ ثُمَّ يَعْدِلُ ثُمَّ
يَقُولُ اللَّهُمَّ هَذَا فِعْلِي فِيمَا أَمْلِكُ فَلَا تَلُمْنِي فِيمَا
تَمْلِكُ وَلَا أَمْلِكُ أَرْسَلَهُ حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad
bin Isma’il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Yazid telah
memberitakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Ayyub dari Abu
Qilabah dari Abdullah bin Yazid dari ‘Aisyah, dia berkata; “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam membagi di antara isteri-isteri beliau kemudian
beliau berbuat adil dan bersabda: “Ya Allah, inilah yang bisa saya lakukan
dalam perkara yang saya mampu dan janganlah Engkau cela diriku dalam perkara
yang Engkau mampu dan tidak saya mampu.” Hadits tersebut dimursalkan oleh
Hammad bin Zaid
d.
Do’anya Nabi menandakan kerendahannya dihadapan Allah dan sebagai
tanda kebutuhan seorang hamba terhadap Allah.
3.
Bab Seorang Laki-laki mencintai sebagian Istrinya Melebihi Cintanya
kepada Istri yang Lainnya
3956-أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ النَّيْسَابُورِيُّ
الثِّقَةُ الْمَأْمُونُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ
الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ اجْتَمَعْنَ أَزْوَاجُ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَرْسَلْنَ فَاطِمَةَ إِلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَ لَهَا إِنَّ نِسَاءَكَ
وَذَكَرَ كَلِمَةً مَعْنَاهَا يَنْشُدْنَكَ الْعَدْلَ فِي ابْنَةِ أَبِي قُحَافَةَ
قَالَتْ فَدَخَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مَعَ
عَائِشَةَ فِي مِرْطِهَا فَقَالَتْ لَهُ إِنَّ نِسَاءَكَ أَرْسَلْنَنِي وَهُنَّ
يَنْشُدْنَكَ الْعَدْلَ فِي ابْنَةِ أَبِي قُحَافَةَ فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتُحِبِّينِي قَالَتْ نَعَمْ قَالَ
فَأَحِبِّيهَا قَالَتْ فَرَجَعَتْ إِلَيْهِنَّ فَأَخْبَرَتْهُنَّ مَا قَالَ
فَقُلْنَ لَهَا إِنَّكِ لَمْ تَصْنَعِي شَيْئًا فَارْجِعِي إِلَيْهِ فَقَالَتْ
وَاللَّهِ لَا أَرْجِعُ إِلَيْهِ فِيهَا أَبَدًا وَكَانَتْ ابْنَةَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقًّا فَأَرْسَلْنَ زَيْنَبَ بِنْتَ
جَحْشٍ قَالَتْ عَائِشَةُ وَهِيَ الَّتِي كَانَتْ تُسَامِينِي مِنْ أَزْوَاجِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ أَزْوَاجُكَ
أَرْسَلْنَنِي وَهُنَّ يَنْشُدْنَكَ الْعَدْلَ فِي ابْنَةِ أَبِي قُحَافَةَ ثُمَّ
أَقْبَلَتْ عَلَيَّ تَشْتِمُنِي فَجَعَلْتُ أُرَاقِبُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْظُرُ طَرْفَهُ هَلْ يَأْذَنُ لِي مِنْ أَنْ أَنْتَصِرَ
مِنْهَا قَالَتْ فَشَتَمَتْنِي حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ لَا يَكْرَهُ أَنْ
أَنْتَصِرَ مِنْهَا فَاسْتَقْبَلْتُهَا فَلَمْ أَلْبَثْ أَنْ أَفْحَمْتُهَا
فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهَا ابْنَةُ
أَبِي بَكْرٍ قَالَتْ عَائِشَةُ فَلَمْ أَرَ امْرَأَةً خَيْرًا وَلَا أَكْثَرَ
صَدَقَةً وَلَا أَوْصَلَ لِلرَّحِمِ وَأَبْذَلَ لِنَفْسِهَا فِي كُلِّ شَيْءٍ يُتَقَرَّبُ
بِهِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنْ زَيْنَبَ مَا عَدَا سَوْرَةً مِنْ حِدَّةٍ
كَانَتْ فِيهَا تُوشِكُ مِنْهَا الْفَيْئَةَ قَالَ أَبُو عَبْد الرَّحْمَنِ هَذَا
خَطَأٌ وَالصَّوَابُ الَّذِي قَبْلَهُ
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad
bin Rafi’ An Naisaburi Ats Tsiqqah Al Makmun telah menceritakan kepada kami
Abdur Razzaq dari Ma’mar dari Az Zuhri dari ‘Urwah
dari Aisyah, dia berkata; “Isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam berkumpul dan mengirim Fathimah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Mereka berkata; “Sesungguhnya isteri-isterimu..dan Az Zuhri
menyebutkan suatu kalimat yang maknanya adalah; meminta keadilan mengenai anak
Abi Quhafah. Aisyah berkata; kemudian Fathimah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika beliau tengah bersama Aisyah dalam pakaian bulunya, kemudian
dia berkata; “Sesungguhnya para isteri Tuan mengirimku kepada Tuan, mereka
meminta keadilan mengenai anak Abu Quhafah.” Kemudian beliau bersabda
kepadanya: “Apakah engkau mencintaiku?” Dia berkata; “Ya.” Beliau bersabda: “Maka
cintailah dia.” Aisyah berkata; “Kemudian Fathimah kembali kepada para isteri
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengabarkan kepada mereka apa yang beliau
sabdakan. Kemudian mereka berkata; “Sesungguhnya engkau belum melakukan
apa-apa, maka kembalilah kepadanya.” Fathimah berkata; “Demi Allah, saya tidak
akan kembali kepada beliau mengadukan tentang hal ini selamanya.” Dia adalah
benar-benar puteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang sejati. Kemudian
mereka mengirim Zainab binti Jahsy. Aisyah berkata; “Dia adalah orang yang
menjadi sainganku di antara isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kemudian dia berkata; “Sesungguhnya isteri-isteri Tuan mengirimku, mereka
meminta keadilan mengenai anak Abu Quhafah. Kemudian dia menghadap kepadaku dan
mencelaku, saya memperhatikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan
memperhatikan sudut matanya, apakah beliau mengizinkan saya untuk
menanggapinya? Aisyah berkata; kemudian dia mencelaku hingga saya yakin bahwa
beliau tidak membenci saya ketika saya menanggapinya. Kemudian saya
menghadapinya dan tidak lama sayapun membuatnya tak berkutik. Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya dia adalah anak
Abu Bakar.” Aisyah berkata; “Saya belum melihat wanita yang lebih baik dan
lebih banyak bersedekah, lebih sering menyambung hubungan kekerabatan, dan
merendahkan diri dalam segala sesuatu untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala
dari Zainab selain sikap cepat marah karena kerasnya budi pekertinya, dan dia
bersegera menarik diri darinya. Abu Abdur Rahman berkata; “Ini adalah suatu
kesalahan dan yang benar adalah yang sebelumnya.”
Penjelasan hadits: Menurut as-Sindi:
a.
Para istri Nabi saw protes berdemo pada Nabi dalam
masalah hatinya (yang lebih mencintai Aisyah dibanding istrinya yang lain).
Untuk itu, mereka menuntut keadilan (sama rata) dalam hal dicintai. Juga karena
orang-orang yang selalu memberi hadiah hanya kepada Aisyah pada hari giliran
Aisyah bersama Nabi di tempat Aisyah saja, sehingga mereka benci hari
“pengkhususan” tersebut.
b.
Zainab adalah saingan terberat bagi Aisyah diantara
istri-istri Nabi. Karena Zainab adalah orang yang rajin shadaqah, rajin beribadah,
jujur perkataannya, selalu menyambung
silaturahmi, selalu merendah jika beramal. Namun, Ia cepat marah dan tidak
dapat mengontrol dirinya.
c.
Sebenarnya, para Istri Nabi saw berdemo bukan karena
membenci Aisyah, namun hal itu mereka lakukan sebagai suatu ekspresi “saking
cemburu” atau sebagai suatu “sindiran” agar Nabi bisa sama rata dalam masalah
mencintai para istrinya.
3957-أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ
قَالَ حَدَّثَنَا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ الْمُفَضَّلِ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ مُرَّةَ الْجُهَنِيِّ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَضْلُ عَائِشَةَ عَلَى
النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ
Telah mengabarkan kepada kami Isma'il
bin Mas'ud telah menceritakan kepada kami Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadhdhal
telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Amru bin Murrah dari
Murrah Al Juhani dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: " Keutamaan Aisyah atas wanita yang lain
seperti keutamaan makanan “ats-Tsarid” atas makanan yang lain."
Penjelasan Hadits: Menurut as-Sindi: Hadits tentang
Keutamaan Aisyah diantara Istri lainnya, yang menyebabkan Nabi lebih
mencintainya dibanding istri lainnya. Aisyah diumpamakan bagaikan makanan yang ada di daerah
Arab berupa makanan yang terlezat, mudah dikunyah, dan dapat mengenyangkan perut
sehinnga tidak mudah lapar lagi yang ada disana. Memberi faedah bahwa Aisyah
memiliki akhlak yang baik dan manis dalam berkata.
3959-أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَقَ
الصَّغَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا شَاذَانُ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ
عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أُمَّ سَلَمَةَ لَا تُؤْذِينِي فِي
عَائِشَةَ فَإِنَّهُ وَاللَّهِ مَا أَتَانِي الْوَحْيُ فِي لِحَافِ امْرَأَةٍ
مِنْكُنَّ إِلَّا هِيَ
Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar bin Ishaq Ash
Shaghani telah menceritakan kepada kami Syadzan telah menceritakan
kepada kami Hammad bin Zaid dari Hisyam bin ‘Urwah dari ayahnya
dari Aisyah, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “ wahai Ummu Salamah, janganlah engkau menyakitiku mengenai diri
Aisyah, karena demi Allah, sesungguhnya tidaklah datang kepadaku wahyu dalam
selimut seorang wanita diantara kalian kecuali dia.”
Penjelasan Hadits: Menurut as-Sindi: Keutamaan lainnya bahwa Aisyah
satu-satunya istri Nabi saw yang rumahnya dijadikan tempat turunnya wahyu.
3961-أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّاسُ يَتَحَرَّوْنَ بِهَدَايَاهُمْ
يَوْمَ عَائِشَةَ يَبْتَغُونَ بِذَلِكَ مَرْضَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim
telah memberitakan kepada kami ‘Abdah bin Sulaiman telah menceritakan
kepada kami Hisyam dari ayahnya dari ‘Aisyah, dia berkata;
“Orang-orang mengkhususkan hadiah mereka ketika hari giliran ‘Aisyah, mereka
mengharapkan keridhaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Penjelasan hadits: Orang-orang mengkhususkan memberi hadiah pada hari
giliran Aisyah, karena ingin memdapat berkah dari Nabi saw.
3962-حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ آدَمَ عَنْ
عَبْدَةَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ صَالِحِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ هُدَيْرٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
أَوْحَى اللَّهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا
مَعَهُ فَقُمْتُ فَأَجَفْتُ الْبَابَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ فَلَمَّا رُفِّهَ عَنْهُ
قَالَ لِي يَا عَائِشَةُ إِنَّ جِبْرِيلَ يُقْرِئُكِ السَّلَامَ
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Adam
dari ‘Abdah dari Hisyam dari Shalih bin Rabi’ah bin Hudair
dari Aisyah, dia berkata; “Allah mewahyukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika saya tengah bersama beliau kemudian saya berdiri dan menutup
pintu antara diriku dan beliau, kemudian tatkala beliau beristirahat darinya
(selesai menerima wahyu) beliau bersabda kepadaku: “Wahai Aisyah, sesungguhnya
Jibril mengucapkan salam kepadamu.”
Penjelasan hadits:
a.
Istri Nabi saw wajib dihijab, jika bertemu dengan selain
Nabi dari kalangan laki-laki.
b.
Keistimewaan Aisyah yang lain, Jibril mengucapkan salam
kepada Aisyah lewat Nabi saw.
4.
Bab Cemburu (al-Ghairah)
3965-أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى
قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ قَالَ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسٌ
قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ إِحْدَى
أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ فَأَرْسَلَتْ أُخْرَى بِقَصْعَةٍ فِيهَا طَعَامٌ
فَضَرَبَتْ يَدَ الرَّسُولِ فَسَقَطَتْ الْقَصْعَةُ فَانْكَسَرَتْ فَأَخَذَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكِسْرَتَيْنِ فَضَمَّ
إِحْدَاهُمَا إِلَى الْأُخْرَى فَجَعَلَ يَجْمَعُ فِيهَا الطَّعَامَ وَيَقُولُ
غَارَتْ أُمُّكُمْ كُلُوا فَأَكَلُوا فَأَمْسَكَ حَتَّى جَاءَتْ بِقَصْعَتِهَا
الَّتِي فِي بَيْتِهَا فَدَفَعَ الْقَصْعَةَ الصَّحِيحَةَ إِلَى الرَّسُولِ
وَتَرَكَ الْمَكْسُورَةَ فِي بَيْتِ الَّتِي كَسَرَتْهَا
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad
bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Khalid telah
menceritakan kepada kami Humaid telah menceritakan kepada kami Anas,
dia berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berada pada salah satu
Ummul mukminin, kemudian ummul mukminin yang lain mengirimkan nampan yang
berisi makanan. Kemudian dia memukul tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam sehingga nampan tersebut terjatuh dan pecah. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam mengambil dua pecahan tersebut dan menggabungkan satu dengan yang
lainnya. Kemudian beliau mengumpulkan makanan yang ada dalamnya dan bersabda: “Ibu
kalian telah cemburu, makanlah, makanlah.” Kemudian beliau memegang hingga
ummul mukminin datang membawa nampan yang ada di rumahnya. Kemudian beliau
menyerahkan nampan yang baik kepada seorang utusan dan meninggalkan nampan yang
pecah di rumah isteri beliau yang memecahkannya.”
Penjelasan hadits:
a.
Ketika salah satu istri Nabi saw yaitu Ummu Salamah
cemburu dan memecahkan piring, Nabi saw mencontohkan agar tidak marah karena
masalah sepele ini.
b.
Hadits ini memberi hikmah kepada kita, ketika hidup
berumah tangga agar tidak terpancing
emosi karena masalah sepele.
3967-أَخْبَرَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ فُلَيْتٍ
عَنْ جَسْرَةَ بِنْتِ دَجَاجَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا رَأَيْتُ صَانِعَةَ
طَعَامٍ مِثْلَ صَفِيَّةَ أَهْدَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِنَاءً فِيهِ طَعَامٌ فَمَا مَلَكْتُ نَفْسِي أَنْ كَسَرْتُهُ
فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كَفَّارَتِهِ
فَقَالَ إِنَاءٌ كَإِنَاءٍ وَطَعَامٌ كَطَعَامٍ
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna
dari Abdurrahman dari Sufyan dari Fulait dari Jasrah
binti Dajajah dari Aisyah, dia berkata; “Saya tidak melihat seorang
wanita pembuat makanan seperti Shafiyah, dia memberikan hadiah kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bejana yang berisi makanan, kemudian saya tidak
dapat menahan diriku untuk memecahkannya. Lalu saya bertanya kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai kafarah hal tersebut maka beliau
bersabda: “Bejana seperti bejana dan makanan seperti makanan.”
Penjelasan hadits: Menurut
as-Sindi: Jika kita marah karena cemburu, lalu memecahkan sesuatu contohnya
piring, maka piring itu harus diganti dengan piring kembali. Agar kita dapat
bertanggung jawab atas kerusakan yang kita lakukan.
3968-أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ
الزَّعْفَرَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءٍ
أَنَّهُ سَمِعَ عُبَيْدَ بْنَ عُمَيْرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ عَائِشَةَ تَزْعُمُ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمْكُثُ عِنْدَ
زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ فَيَشْرَبُ عِنْدَهَا عَسَلًا فَتَوَاصَيْتُ أَنَا
وَحَفْصَةُ أَنَّ أَيَّتُنَا دَخَلَ عَلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَلْتَقُلْ إِنِّي أَجِدُ مِنْكَ رِيحَ مَغَافِيرَ أَكَلْتَ مَغَافِيرَ
فَدَخَلَ عَلَى إِحْدَاهُمَا فَقَالَتْ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ لَا بَلْ شَرِبْتُ
عَسَلًا عِنْدَ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ وَلَنْ أَعُودَ لَهُ فَنَزَلَتْ { يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ } { إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ } لِعَائِشَةَ وَحَفْصَةَ { وَإِذْ أَسَرَّ النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ
حَدِيثًا
} لِقَوْلِهِ بَلْ
شَرِبْتُ عَسَلًا
Telah mengabarkan kepada kami Al Hasan bin Muhammad Az
Za’farani telah menceritakan kepada kami Hajjaj dari Ibnu Juraij
dari ‘Atho` bahwa dia mendengar ‘Ubaid bin ‘Umair berkata; “Saya
mendengar Aisyah mengaku bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah tinggal di rumah Zainab binti Jahsy dan beliau minum madu di rumahnya.
Kemudian saya dan Hafshah bersepakat bahwa siapapun diantara kami yang ditemui
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendaknya dia mengatakan; “Sesungguhnya saya
mendapatkan bau maghafir (tumbuhan bergetah yang manis rasanya tapi baunya tak
sedap), Tuan telah memakan maghafir. Kemudian beliau menemui salah seorang dari
mereka, kemudian dia mengatakan hal tersebut kepada beliau. Kemudian beliau
bersabda: “Tidak, melainkan saya minum madu di rumah Zainab binti Jahsy, dan
saya tidak akan mengulanginya lagi.” Kemudian turunlah ayat: “Hai Nabi, mengapa
kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu’ dan ayat ‘Jika kamu berdua
bertaubat kepada Allah..’ untuk Aisyah dan Hafshah, serta ayat: ‘Dan ingatlah
ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah)
suatu peristiwa. Karena sabda beliau: melainkan saya minum madu.
Penjelasan hadits: Hadits ini adalah suatu peringatan yang diberikan Allah
kepadanya karena hanya masalah istrinya yang cemburu, Beliau sampai mengharamkan
yang halal dan menghalalkan yang haram. Lalu kedua istrinya (Aisyah dan Hafshah) disuruh bertaubat Seperti yang tercantum dalam Qs.at-Tahrim:1-4
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ
تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ تَبْتَغِي مَرْضَاتَ أَزْوَاجِكَ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ (1) قَدْ فَرَضَ اللَّهُ لَكُمْ تَحِلَّةَ أَيْمَانِكُمْ
وَاللَّهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (2) وَإِذْ أَسَرَّ
النَّبِيُّ إِلَى بَعْضِ أَزْوَاجِهِ حَدِيثًا فَلَمَّا نَبَّأَتْ بِهِ
وَأَظْهَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهُ وَأَعْرَضَ عَنْ بَعْضٍ فَلَمَّا
نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ
الْخَبِيرُ (3) إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا وَإِنْ
تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ
الْمُؤْمِنِينَ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَلِكَ ظَهِيرٌ (4)
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa
yang Allah halalkan bagimu’, carilah keridhaan istri-istrimi, dan sesungguhnya allah maha
Pengampun lagi maha penyayang.
3970-أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ
حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَحْيَى هُوَ ابْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ عَنْ
عُبَادَةَ بْنِ الْوَلِيدِ بْنِ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ عَائِشَةَ
قَالَتْ الْتَمَسْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَدْخَلْتُ يَدِي فِي شَعْرِهِ فَقَالَ قَدْ جَاءَكِ شَيْطَانُكِ فَقُلْتُ أَمَا
لَكَ شَيْطَانٌ فَقَالَ بَلَى وَلَكِنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah, ia
berkata; telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yahya bin Sa’id
Al Anshari dari ‘Ubadah bin Al Walid bin ‘Ubadah bin Ash Shamit
bahwa Aisyah berkata; saya mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam kemudian memasukkan tanganku pada rambutnya, kemudian beliau bersabda:
“Telah datang kepadamu syetanmu.” Kemudian saya katakan; apakah engkau memilki
syetan? Beliau bersabda: “Benar, akan tetapi Allah telah membantuku untuk
menundukkannya sehingga ia masuk Islam.”
Penjelasan hadits:
a. Menurut as-Sindi: kata Qad
Jaa-aka Syaithaanika yaitu akan menimpa kepadamu ketika aku pergi pada
sebagian istriku dan engkau menyelidiku(maksudnya, muncul dari sifat cemburu
yaitu su-udzan, karena cemburu yang berlebihan). Hadits ini menunjukan Nabi
menasehati kepada Aisyah, agar jangan sampai rasa cemburu diperlihatkan secara
berlebihan. Karena akan menjadi sifat “su-udzan”. Sifat inilah yang
sangat berbahaya. Untuk itulah cemburulah sewajarnya.
b. Apalagi sifat “su-udzan”
menjadi sifat “Tajasus” (mengintai atau memata-matai) seperti yang telah
dilakukan Aisyah. Dari hasil cerita seorang tabi’in. Cerita ini menunjukan
Aisyah memiliki sifat pencemburu. Haditsnya:
3973-أَخْبَرَنَا
سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ قَالَ أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ
جُرَيْجٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَثِيرٍ أَنَّهُ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ قَيْسٍ
يَقُولُ سَمِعْتُ عَائِشَةَ تَقُولُ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَنِّي قُلْنَا بَلَى قَالَتْ لَمَّا كَانَتْ
لَيْلَتِي انْقَلَبَ فَوَضَعَ نَعْلَيْهِ عِنْدَ رِجْلَيْهِ وَوَضَعَ رِدَاءَهُ
وَبَسَطَ إِزَارَهُ عَلَى فِرَاشِهِ وَلَمْ يَلْبَثْ إِلَّا رَيْثَمَا ظَنَّ
أَنِّي قَدْ رَقَدْتُ ثُمَّ انْتَعَلَ رُوَيْدًا وَأَخَذَ رِدَاءَهُ رُوَيْدًا
ثُمَّ فَتَحَ الْبَابَ رُوَيْدًا وَخَرَجَ وَأَجَافَهُ رُوَيْدًا وَجَعَلْتُ
دِرْعِي فِي رَأْسِي فَاخْتَمَرْتُ وَتَقَنَّعْتُ إِزَارِي وَانْطَلَقْتُ فِي
إِثْرِهِ حَتَّى جَاءَ الْبَقِيعَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَأَطَالَ
الْقِيَامَ ثُمَّ انْحَرَفَ وَانْحَرَفْتُ فَأَسْرَعَ فَأَسْرَعْتُ فَهَرْوَلَ
فَهَرْوَلْتُ فَأَحْضَرَ فَأَحْضَرْتُ وَسَبَقْتُهُ فَدَخَلْتُ وَلَيْسَ إِلَّا
أَنْ اضْطَجَعْتُ فَدَخَلَ فَقَالَ مَا لَكِ يَا عَائِشُ رَابِيَةً قَالَ
سُلَيْمَانُ حَسِبْتُهُ قَالَ حَشْيَا قَالَ لَتُخْبِرِنِّي أَوْ لَيُخْبِرَنِّي
اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي
فَأَخْبَرْتُهُ الْخَبَرَ قَالَ أَنْتِ السَّوَادُ الَّذِي رَأَيْتُ أَمَامِي
قُلْتُ نَعَمْ قَالَتْ فَلَهَدَنِي لَهْدَةً فِي صَدْرِي أَوْجَعَتْنِي قَالَ
أَظَنَنْتِ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قَالَتْ مَهْمَا يَكْتُمْ
النَّاسُ فَقَدْ عَلِمَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنَّ
جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام أَتَانِي حِينَ رَأَيْتِ وَلَمْ يَكُنْ يَدْخُلُ
عَلَيْكِ وَقَدْ وَضَعْتِ ثِيَابَكِ فَنَادَانِي فَأَخْفَى مِنْكِ فَأَجَبْتُهُ
وَأَخْفَيْتُهُ مِنْكِ وَظَنَنْتُ أَنَّكِ قَدْ رَقَدْتِ فَكَرِهْتُ أَنْ
أُوقِظَكِ وَخَشِيتُ أَنْ تَسْتَوْحِشِي فَأَمَرَنِي أَنْ آتِيَ أَهْلَ الْبَقِيعِ
فَأَسْتَغْفِرَ لَهُمْ خَالَفَهُ حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ فَقَالَ عَنْ ابْنِ
جُرَيْجٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ قَيْسٍ
Telah mengabarkan kepada kami Sulaiman
bin Daud, ia berkata; telah memberitakan kepada kami Ibnu Wahb, ia
berkata; telah mengabarkan kepadaku Ibnu Juraij dari Abdullah bin
Katsir bahwa ia mendengar Muhammad bin Qais berkata; saya mendengar Aisyah
berkata; maukah saya ceritakan kepada kalian mengenai Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan dariku? Kami mengatakan; ya. Ia berkata; ketika datang malam
giliranku beliau berbalik kemudian beliau meletakkan kedua sandalnya di kedua
kakinya, dan meletakkan selendangnya di tengah sarungnya di atas kasurnya. Dan
tidak lama kemudian beliau menyangka bahwa saya telah tertidur kemudian beliau
memakai sandalnya perlahan dan mengambil selendangnya kemudian membuka pintu
perlahan, dan keluar dan menutupnya perlahan. Dan saya meletakkan bajuku di
kepala dan menutupi kepalaku dengan sarungku, dan pergi menikuti beliau hingga
beliau sampai di Baqi' kemudian mengangkat kedua tangannya tiga kali dan beliau
berdiri lama. Kemudian beliau pergi dan berjalan cepat dan saya berjalan cepat,
beliau berlari-lari kecil dan sayapun berlari-lari kecil. Kemudian sampai rumah
dan sayapun telah sampai dan mendahului beliau. Beliau bersabda: "Engkau
terengah-engah, sungguh engkau memberitahuku atau Allah yang Maha Lembut dan
Mengetahui akan memberitahuku?" saya katakan; wahai Rasulullah, tebusanmu
dengan ayah dan ibuku.... kemudian saya beritahu beliau. Beliau bersabda:
"Apakah engkau bayangan hitam yang saya lihat di depanku?" saya
katakan; ya. Aisyah berkata; kemudian beliau dadaku dengan pulukan yang
membuatku merasa sakit. Beliau bersabda: "Engkau menyangka bahwa Allah dan
RasulullahNya akan berlaku sewenang-wenang kepadamu?" Aisyah berkata; bagaimanapun
orang menyembunyikan sungguh Allah 'azza wajalla telah mengetahuinya. Beliau
bersabda: "Ya, sesungguhnya Jibril 'alaihis salam telah datang kepadaku
ketika engkau melihat dan ia tidak menemuimu sedang engkau telah meletakkan
pakaianmu. Kemudian ia memanggilku dan menyembunyikannya darimu. Kemudian saya
menjawabnya dan menyembunyikannya darimu. Saya mengira bahwa engkau telah
tertidur, sehingga tidak inggin membangunkanmu karena khawatir engkau merasa
kesepian. Kemudian ia memerintahkanku agar mendatangi penghuni Baqi' dan
memintakan ampunan untuk mereka." Hajjaj bin Muhammad telah
menyelisihinya, ia berkata; dari Ibnu Juraij dari Ibnu Mulaikah dari Muhammad
bin Qais.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar